Komunitas Tahsin Al Ghazy melalui Al Ghozy Muslimah Center (AMC) kembali membagikan ratusan paket sembako kepada guru baca Al Quran dan peserta pendidikan anggotanya yang membutuhkan bantuan di masa pandemi COVID-19 tahun kedua ini melalui Program Bakti Sosial Ramadhan 1442 Hijriah di Bogor, Jawa Barat.
"Tahsin Al Ghozy di bawah naungan Al Ghozy Muslimah Center (AMC) mengadakan lagi bakti sosial pada Ramadhan 1422 Hijriah. Kami memfasilitasi dana yang dititipkan peserta pendidikan tahsin dan sebagian para donatur dari luar peserta," kata Ketua Panitia Program Bakti Sosial Ramadhan 1442 Hijriah AMC, Heni Yayu Widayanti di Bogor, Selasa (27/4).
Baca juga: Bupati Bogor beri guru ngaji insentif untuk bantu kampanyekan prokes
Menurut dia pada kegiatan rutin tahunan itu, kali ini panitia berhasil menggalang dana sebesar Rp132,5 juta. Dana tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk 530 paket sembako yang masing-masing memiliki nilai Rp250 ribu.
"Program ini sudah berjalan menginjak tahun kedua. Insya Allah kegiatan ini akan berlangsung secara berkesinambungan dan dikembangkan terus sehingga semakin besar manfaat yang dapat kita rasakan bersama," katanya.
Ratusan paket sembako tersebut didistribusikan secara terjadwal agar tidak menimbulkan kerumunan di tengah pandemi COVID-19.
Meski lokasi pembagian sembako terpusat di 212 Mart Yasmin, Bogor, tapi pelaksanaannya terjadwal selama tiga hari, yakni Senin (26/4) hingga Rabu (28/4). Pembagiannya pun dibagi menjadi dua shift setiap harinya, yaitu pukul 08.00 WIB - 11.00 WIB dan 13.00 WIB - 15.00 WIB.
Kondisi perekonomian yang memburuk sebagi imbas dari pandemi, kata Heni Yayu Widayanti, tidak membuat surut semangat peserta untuk mengulurkan bantuan. Sumbangan yang dihimpun bahkan nilainya meningkat dari tahun lalu.
Baca juga: Cerita dua guru ngaji penerima insentif dari Pemkot Bogor
Sementara, Ketua Tahsin Al Ghozy, Ririe Rizal berharap meski bantuan yang diberi nilainya tidak besar, tapi dapat bermanfaat bagi seluruh penerimanya.
"Harapannya kegiatan ini terus berlanjut dan semakin berkembang pada kegiatan lain yang manfaat untuk ummat khususnya Muslimah," katanya.
Di samping itu, Tahsin Al Ghozy mengajak masyarakat untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan positif seperti memperbaiki cara membaca Al-Quran hingga ke tingkat hapalan Al-Quran.
Ririe menyebutkan bahwa kegiatan sosial tanpa dipungut biaya ini sudah diikuti oleh 1.000 lebih warga Bogor dan daerah lain, mengingat masjid-masjid yang digunakan sebagai tempat belajar-mengajar berdomisili di sekitaran Kota Bogor.
Ia mengatakan, dengan tingginya antusiasme masyarakat yang ikut bergabung, maka pendaftaran yang dibuka setiap satu semester atau enam bulan sakali, mulai tahun depan dibuka hanya satu tahun sekali.
Baca juga: Pemkot Bogor tingkatkan PAD untuk menyejahterakan Guru Ngaji
Tahsin Al Ghozy tidak memiliki penanganan khusus ketika mengajarkan cara baca dan hafalan Al-Quran pada pesertanya. Dalam kaitan itu, peserta akan dibagi-bagi kelas sesuai dan sejauh mana keandalan peserta membaca maupun menghapal Al-Quran.
Meski sebagian pesertanya sudah mahir, tidak lantas kegiatan belajar mengajar selesai. Artinya, tidak ada istilah lulus, setiap peserta tetap ikut kegiatan Tahsin Al Ghozy sebagai sebagai perilaku produktif dan positif mengisi waktu luang, demikian Ririe Rizal.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021
"Tahsin Al Ghozy di bawah naungan Al Ghozy Muslimah Center (AMC) mengadakan lagi bakti sosial pada Ramadhan 1422 Hijriah. Kami memfasilitasi dana yang dititipkan peserta pendidikan tahsin dan sebagian para donatur dari luar peserta," kata Ketua Panitia Program Bakti Sosial Ramadhan 1442 Hijriah AMC, Heni Yayu Widayanti di Bogor, Selasa (27/4).
Baca juga: Bupati Bogor beri guru ngaji insentif untuk bantu kampanyekan prokes
Menurut dia pada kegiatan rutin tahunan itu, kali ini panitia berhasil menggalang dana sebesar Rp132,5 juta. Dana tersebut kemudian diwujudkan dalam bentuk 530 paket sembako yang masing-masing memiliki nilai Rp250 ribu.
"Program ini sudah berjalan menginjak tahun kedua. Insya Allah kegiatan ini akan berlangsung secara berkesinambungan dan dikembangkan terus sehingga semakin besar manfaat yang dapat kita rasakan bersama," katanya.
Ratusan paket sembako tersebut didistribusikan secara terjadwal agar tidak menimbulkan kerumunan di tengah pandemi COVID-19.
Meski lokasi pembagian sembako terpusat di 212 Mart Yasmin, Bogor, tapi pelaksanaannya terjadwal selama tiga hari, yakni Senin (26/4) hingga Rabu (28/4). Pembagiannya pun dibagi menjadi dua shift setiap harinya, yaitu pukul 08.00 WIB - 11.00 WIB dan 13.00 WIB - 15.00 WIB.
Kondisi perekonomian yang memburuk sebagi imbas dari pandemi, kata Heni Yayu Widayanti, tidak membuat surut semangat peserta untuk mengulurkan bantuan. Sumbangan yang dihimpun bahkan nilainya meningkat dari tahun lalu.
Baca juga: Cerita dua guru ngaji penerima insentif dari Pemkot Bogor
Sementara, Ketua Tahsin Al Ghozy, Ririe Rizal berharap meski bantuan yang diberi nilainya tidak besar, tapi dapat bermanfaat bagi seluruh penerimanya.
"Harapannya kegiatan ini terus berlanjut dan semakin berkembang pada kegiatan lain yang manfaat untuk ummat khususnya Muslimah," katanya.
Di samping itu, Tahsin Al Ghozy mengajak masyarakat untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan positif seperti memperbaiki cara membaca Al-Quran hingga ke tingkat hapalan Al-Quran.
Ririe menyebutkan bahwa kegiatan sosial tanpa dipungut biaya ini sudah diikuti oleh 1.000 lebih warga Bogor dan daerah lain, mengingat masjid-masjid yang digunakan sebagai tempat belajar-mengajar berdomisili di sekitaran Kota Bogor.
Ia mengatakan, dengan tingginya antusiasme masyarakat yang ikut bergabung, maka pendaftaran yang dibuka setiap satu semester atau enam bulan sakali, mulai tahun depan dibuka hanya satu tahun sekali.
Baca juga: Pemkot Bogor tingkatkan PAD untuk menyejahterakan Guru Ngaji
Tahsin Al Ghozy tidak memiliki penanganan khusus ketika mengajarkan cara baca dan hafalan Al-Quran pada pesertanya. Dalam kaitan itu, peserta akan dibagi-bagi kelas sesuai dan sejauh mana keandalan peserta membaca maupun menghapal Al-Quran.
Meski sebagian pesertanya sudah mahir, tidak lantas kegiatan belajar mengajar selesai. Artinya, tidak ada istilah lulus, setiap peserta tetap ikut kegiatan Tahsin Al Ghozy sebagai sebagai perilaku produktif dan positif mengisi waktu luang, demikian Ririe Rizal.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2021