Bandarlampung (Antara Megapolitan) - Panen kopi di sejumlah sentra perkebunan kopi terutama di Lampung Barat diperkirkan naik 40 persen dibandingkan musim tahun lalu.
"Panen kopi tahun ini naik sekitar 30-40 persen bila dibandingkan musim tahun lalu. Tahun lalu panen kopi rata-rata 1,2 ton/ha," kata Sunyoto (64) petani kopi di Waytenong Lampung Barat, saat dihubungi dari Bandarlampung, Kamis.
Ia sebelumnya memprediksi ada kenaikan panen sekitar 50 persen untuk tahun ini, namun terjadi hujan cukup deras saat tanaman kopi mulai berbuah.
Ia mengatakan bahwa beberapa daerah di Lampung Barat seperti di desa/pekon Liwa, Suoh, Kenali, Beringin, dan Waytilah telah lebih dahulu panen.
Sedangkan di Waytenong, Fajar Bulan, Air Hitam yang memiliki dataran lebih tinggi dibandingkan desa-desa di atas, baru memasuki panen.
Ia mengatakan panennya diperkirakan tahun ini volumenya cukup baik rata-rata sekitar 1,2 ton/ha.
Kondisi kebun kopi saat ini cukup bagus hampir buah kopi berwarna merah semua dan tinggal menunggu waktu memanen.
"Saat ini saya baru muntir atau memanen untuk buah kopi yang merah saja paling banyak sekitar 2 hingga 3 kwintal," katanya.
Ia menyatakan menunggu lima hari lagi untuk memanen kopi seluruhnya mengingat masih menunggu pekerja pemetik yang saat ini masih memanen di desa lain.
Sunyoto yang memiliki sekitar 2 hektar tanaman kopi itu menjelaskan saat ini harga biji kopi kering Rp21.300/kg di pedagang pengepul. Sedangkan di tingkat pengekspor sebesar Rp22.800/kg.
Harga di tingkat pedagang pengepul itu bulan lalu masih berkisar Rp20.000 hingga Rp21.000/kg. Sementara tahun lalu harganya sempat mencapai Rp23.500/kg.
Sunyoto mengatakan bahwa panen akan berlangsung hingga bulan Oktober 2015.
Sebagian besar petani kopi yang telah panen banyak yang telah menjual hasil panennya jelang puasa lalu. Dan beberapa di antaranya menyimpan stok untuk keperluan Lebaran nanti.
Sementara itu, para petani dan pekebun kopi di sejumlah pekon di Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung berharap, hasil budi daya kopi yang mereka usahakan tahun ini meningkat dengan harga yang juga naik.
Menurut beberapa petani kopi di sejumlah pekon (desa) di Kecamatan Ulubelu, Senin, saat ini harga kopi berkisar Rp20.000 hingga Rp21.000 per kg untuk kadar air berkisar 18--19 persen, dan masih mengalami fluktuasi dengan kemungkinan bisa naik atau turun harganya.
"Sekarang memang lagi naik harga kopi, tapi biasanya jelang puasa Ramadan dan Lebaran akan turun," kata Ngadino (52), petani kopi di Pekon Ngarip, Ulubelu.
Dia mengaku memiliki lahan kebun kopi seluas sekitar dua hektare, dengan hasil panen tahun ini diperkirakan akan meningkat dari sebelumnya.
Lampung merupakan pemasok kopi robusta terbesar di Tanah Air dengan produksi rata-rata 100.000--131.000 ton per tahun dengan luas areal kopi mencapai 173.670 hektare.
Produktivitas kopi Lampung 900 kilogram per hektare, dengan sentra produksi di Kabupaten Lampung Barat 65.010 hektare, Tanggamus 43.897 hektare, serta 22.594 hektare lainnya tersebar di Kabupaten Waykanan, Lampung Utara, Pringsewu, dan Pesawaran.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015
"Panen kopi tahun ini naik sekitar 30-40 persen bila dibandingkan musim tahun lalu. Tahun lalu panen kopi rata-rata 1,2 ton/ha," kata Sunyoto (64) petani kopi di Waytenong Lampung Barat, saat dihubungi dari Bandarlampung, Kamis.
Ia sebelumnya memprediksi ada kenaikan panen sekitar 50 persen untuk tahun ini, namun terjadi hujan cukup deras saat tanaman kopi mulai berbuah.
Ia mengatakan bahwa beberapa daerah di Lampung Barat seperti di desa/pekon Liwa, Suoh, Kenali, Beringin, dan Waytilah telah lebih dahulu panen.
Sedangkan di Waytenong, Fajar Bulan, Air Hitam yang memiliki dataran lebih tinggi dibandingkan desa-desa di atas, baru memasuki panen.
Ia mengatakan panennya diperkirakan tahun ini volumenya cukup baik rata-rata sekitar 1,2 ton/ha.
Kondisi kebun kopi saat ini cukup bagus hampir buah kopi berwarna merah semua dan tinggal menunggu waktu memanen.
"Saat ini saya baru muntir atau memanen untuk buah kopi yang merah saja paling banyak sekitar 2 hingga 3 kwintal," katanya.
Ia menyatakan menunggu lima hari lagi untuk memanen kopi seluruhnya mengingat masih menunggu pekerja pemetik yang saat ini masih memanen di desa lain.
Sunyoto yang memiliki sekitar 2 hektar tanaman kopi itu menjelaskan saat ini harga biji kopi kering Rp21.300/kg di pedagang pengepul. Sedangkan di tingkat pengekspor sebesar Rp22.800/kg.
Harga di tingkat pedagang pengepul itu bulan lalu masih berkisar Rp20.000 hingga Rp21.000/kg. Sementara tahun lalu harganya sempat mencapai Rp23.500/kg.
Sunyoto mengatakan bahwa panen akan berlangsung hingga bulan Oktober 2015.
Sebagian besar petani kopi yang telah panen banyak yang telah menjual hasil panennya jelang puasa lalu. Dan beberapa di antaranya menyimpan stok untuk keperluan Lebaran nanti.
Sementara itu, para petani dan pekebun kopi di sejumlah pekon di Kecamatan Ulubelu Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung berharap, hasil budi daya kopi yang mereka usahakan tahun ini meningkat dengan harga yang juga naik.
Menurut beberapa petani kopi di sejumlah pekon (desa) di Kecamatan Ulubelu, Senin, saat ini harga kopi berkisar Rp20.000 hingga Rp21.000 per kg untuk kadar air berkisar 18--19 persen, dan masih mengalami fluktuasi dengan kemungkinan bisa naik atau turun harganya.
"Sekarang memang lagi naik harga kopi, tapi biasanya jelang puasa Ramadan dan Lebaran akan turun," kata Ngadino (52), petani kopi di Pekon Ngarip, Ulubelu.
Dia mengaku memiliki lahan kebun kopi seluas sekitar dua hektare, dengan hasil panen tahun ini diperkirakan akan meningkat dari sebelumnya.
Lampung merupakan pemasok kopi robusta terbesar di Tanah Air dengan produksi rata-rata 100.000--131.000 ton per tahun dengan luas areal kopi mencapai 173.670 hektare.
Produktivitas kopi Lampung 900 kilogram per hektare, dengan sentra produksi di Kabupaten Lampung Barat 65.010 hektare, Tanggamus 43.897 hektare, serta 22.594 hektare lainnya tersebar di Kabupaten Waykanan, Lampung Utara, Pringsewu, dan Pesawaran.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015