Bekasi, (Antara Megapolitan) - Pedagang buah timun suri yang biasa mangkal di sepanjang Jalan KH Noer Alie Kalimalang Kota Bekasi, Jawa Barat, selama memasuki bulan puasa Ramadhan 1436 Hijriah ini jumlahnya semakin berkurang.

"Sekarang memang banyak yang tidak berdagang lagi karena harga modalnya yang sudah terlalu tinggi di petani," kata salah satu pedagang timun suri Adel (42) di Bekasi, Sabtu.

Menurut dia, buah timun suri yang dijualnya didatangkan dari sejumlah daerah di Kabupaten Bekasi, di antaranya Kecamatan Babelan, Cabangbungin, dan Tambun.

"Modalnya saja sekarang bisa sampai Rp3 juta hingga Rp4 juta untuk memesan buah selama Ramadhan dari petani. Jumlahnya bisa sampai 500 hingga 800 buah tergantung cuaca," katanya.

Modal tersebut, kata dia, mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya yang hanya sekitar Rp2,5 juta untuk jumlah pesanan yang sama.

Menurut dia, mahalnya buah yang memiliki nama latin Cucumis sativus di tingkat petani membuat harga jualnya ke konsumen menjadi lebih mahal.

"Sekarang saya jual Rp10 ribu per buah ukuran sedang. Kalau besar bisa sampai Rp15 ribu hingga Rp30 ribu tergantung ukurannya," katanya.

Harga tersebut mengalami kenaikan sekitar 30 persen dari harga jual yang berlaku pada Ramdhan 2014.

Dia mengaku harga tersebut cukup dikeluhkan oleh para konsumen, bahkan tidak sedikit yang beralih ke jenis buah lain untuk disantap pada saat berbuka puasa.

"Mungkin kondisi ini yang bikin pedagang timun suri sekarang tidak jualan lagi," katanya.

Sementara itu, pantauan Antara di Jalan KH Noer Alie Kalimalang hanya terlihat dua pedagang timun suri yang membuka lapak di depan Grand Metropolitan Mal dan di depan Perumahan Bumi Satria Kencana (BSK).

Sementara lapak sejumlah pedagang timun suri yang biasa berjajar di kawasan Sumber Artha dan sekitarnya tidak berjualan karena adanya proyek pembangunan Jalan Tol Bekasi-Cawang-Kampungmelayu (Becakayu).

Bahu jalan yang biasa dimanfaatkan pedagang untuk membuka lapak, kini sudah berganti dengan tumpukan beton pemisah jalan karena diberlakukannya sistem satu jalur di lokasi tersebut.

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015