Bogor (Antara Megapolitan) - Ketua Tanfidziah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kota Bogor Dr Ir Ifan Haryanto MSc menegaskan sebagai bagian dari organisasi masyarakat keagamaan yang memiliki komitmen tinggi bagi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, pihaknya siap menjadi garda terdepan cinta NKRI dan Tanah Air.

"Pada beberapa program Diklat kepemimpinan dan diskusi rutin kami juga seringkali mengundang mahasiswa dan dosen perguruan tinggi untuk turut serta hadir dalam sesi dialog kebangsaan dan cinta Tanah Air," katanya dalam Seminar Nasional Membangun Indonesia yang diselenggarakan Keluarga Mahasiswa NU Institut Pertanian Bogor (KMNU IPB) di Kampus Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu.

Dalam seminar bertema "Optimalisasi Sumber Daya Manusia Perguruan Tinggi dalam Menyongsong Pembangunan NKRI" yang diikuti KMNU kampus-kampus se-Indonesia itu, hadir pula Rektor IPB Prof Herry Suhardiyanto dan Menteri Ristek dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir sebagai pembicara kunci.

Sedangkan narasumber lain yang dihadirkan adalah
Wakil Sekjen Pengurus Besar NU Adnan Anwar, Direktur Perencanaan Usaha dan Pengembangan Dana Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan Mokhamad Mahdum, dosen IPB Dr Iman Sugema, dan Dr Rahmat Pambudi, yang dipandu Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi Syariah IPB Dr Jaenal Efendi.

Menurut Ifan, program yang digagas pihaknya, baik diklat kepemimpinan maupun diskusi rutin dilakukan dengan harapan gerakan cinta NKRI dan Tanah Air dapat menyebar luas lewat mahasiswa dan intelektual kampus lainnya.

"Sehingga turut berkontribusi bagi pembentukan masyarakat yang cinta kepada Tanah air dan NKRI," katanya menegaskan.

Dalam konteks pembangunan sumber daya manusia perguruan tinggi (SDM-PT), kata dia, karena NU merupakan entitas di luar kampus/PT, maka yang dapat dilakukan tentu saja sangat terbatas.

"Yang dapat kami lakukan setidaknya memberikan support moral dari luar, dan semampu kami mendorong agar kampanye gerakan cinta NKRI dapat menembus perguruan tinggi," kata sarjana Jurusan Teknik Planologi, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Intitut Teknologi Bandung (ITB), yang menyelesaikan master (S2) pada Economic Development and Policy, School of Public Policy, The University of Birmingham, Inggris itu.

Ia mengemukakan pula bahwa langkah strategis yang dilakukan untuk menghadapi ancaman-ancaman yang dihadapi, khususnya untuk menangkal gerakan anti-NKRI, PCNU Kota Bogor menjalankan program pendidikan dan pembinaan kader.

"Salah satu materinya mengenai politik kebangsaan, cinta Tanah Air, dan NKRI," katanya.

Karena itu, PCNU Kota Bogor melakukan kampanye gerakan kebangsaan dan cinta NKRI ke seluruh lapisan masyarakat, termasuk kepada lingkungan PT dan kampus.

Dalam kaitan itu, pihaknya bekerja sama dengan komponen PT lainnya untuk bersama-sama menangkal gerakan-gerakan anti-NKRI.

Ia mengatakan, untuk semakin memperjelas mengenai sikap NU terhadap maraknya gerakan formalisasi syariat Islam yang pada ujungnya berupaya mendirikan negara Islam di Indonesia yang sangat berpontensi mengancam kesatuan  NKRI dan Pancasila, maka pada Forum Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama pada 28-30 Juli 2006 di Surabaya dikeluarkan maklumat untuk mendukung Pancasila, UUD 1945, dan NKRI.

Dalam maklumat tersebut di antaranya disebutkan bahwa NU bertekad meneguhkan kembali komitmen kebangsaannya untuk mempertahankan dan mengembangkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah NKRI.

Peneguhan ini perlu dilakukan karena menurut NU, Pancasila, UUD 1945 dan NKRI adalah upaya final umat Islam dan seluruh bangsa.

Ia menyatakan bahwa PT merupakan simpul cendekia (center of excellent), serta simpul perubahan (agent of change), dan juga potensial menjadi wahana atau kawah "candradimuka" pembentukan karakter, faham, dan ideologi dalam konteks kebangsaan.

Karena itu pula maka SDM PT perlu diarahkan agar menjadi SDM yang memiliki karakter yang baik, memiliki loyalitas yang tinggi bagi bangsanya, serta berkomitmen siap berjuang untuk mempertahankan NKRI.

Kenapa PT menjadi bagian penting dari pergerakan mempertahankan NKRI, katanya, sebab PT merupakan salah satu entitas intelektual yang dipandang sementara ini sebagai institusi yang bebas dari kepentingan politik dan golongan, sehingga diyakini bahwa orientasi politik PT merupakan orientasi politik kebangsaan.

"Bayangkan jika PT yang merupakan pusat intelektual menjadi pusat pergerakan politik aliran atau kelompok, maka dapat dipastikan ini akan membahayakan negara," demikian Ifan Haryanto.

Pewarta: Andi Jauhari

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2015