Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat memastikan ketersediaan sanitasi sekolah jelang pemberlakuan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka mulai tahun depan agar berlangsung sesuai protokol kesehatan di era adaptasi kebiasaan baru.

"Dalam rangka persiapan kegiatan belajar secara tatap muka di masa pandemi ini maka seluruh aspek harus dipenuhi, termasuk sarana dan prasarana penunjang kesehatan," kata Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja usai memantau simulasi belajar tatap muka di SD Negeri Karangraharja 02, Cikarang Utara, Selasa.

Baca juga: KBM tatap muka Bekasi wajibkan orang tua antar anak ke sekolah (video)

Eka mengatakan sarana tersebut berkaitan juga dengan pembangunan toilet di seluruh sekolah dasar maupun menengah pertama negeri. Selain untuk kesiapan belajar tatap muka, pembangunan ini dilakukan untuk mewujudkan Bekasi sebagai kabupaten sehat.

"Dalam rangka menghadapi pelajaran tatap muka, maka sejumlah sarana disiapkan, termasuk toilet, tempat cuci tangan, dan sarana lainnya. Hal itu sengaja kami anggarkan untuk mendukung terkait pembelajaran tatap muka. Selain itu untuk mewujudkan Kabupaten Bekasi Sehat melalui perilaku bersih dari sejak sekolah," katanya.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bekasi Suhup mengapresiasi perhatian publik terhadap pembangunan toilet tersebut karena secara tidak langsung publik turut membantu mengawasi proses pembangunan.

"Makanya kami berterimakasih pada masyarakat yang sudah memberikan masukan dan selanjutnya kami minta bantu pengawasan agar pembangunan toilet ini sesuai perencanaan," katanya.

Baca juga: Kabupaten Bekasi gelar simulasi KBM tatap muka

Menurut Suhup video toilet sekolah di Kabupaten Bekasi yang sempat viral beberapa hari lalu itu belum selesai dibangun. Proses pembangunan baru mencapai 30 persen sehingga terlihat tidak sesuai dengan anggaran yang disiapkan.

"Video yang kemarin viral itu belum semuanya tapi baru 30 persen pembangunan. Tapi kalau yang kita lihat di lapangan tadi itu pembangunan sudah 90 persen sehingga terlihat perbedaannya. Bisa dilihat ada wc-nya, urinoirnya, toren, bio filter, ada mesinnya. Dan pembangunan toilet itu juga bukan satu tapi di 488 sekolah," ucapnya.

Kepala Bidang Bangunan Negara pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Bekasi Benny Sugiarto Prawiro mengatakan pembangunan toilet ini mengacu pada standar protokol kesehatan pencegahan COVID-19.

"Belum pernah ada SD yang pakai urinoir. Konsep ini kami bangun agar menjaga suhu tetap sejuk dan kering sehingga menggunakan urinoir, ventilasi harus memadai. Kami ingin ketersediaan air bersih tersedia. Karena percuma ada wc kalau tidak ada air bersih, makanya kami gunakan ground water tank," katanya.

Baca juga: Kabupaten Bekasi siapkan prosedur kegiatan belajar mengajar tatap muka

Dia juga memastikan biaya pembangunan toilet tersebut sudah sesuai ketentuan. "Misalnya anggaran ketentuan APBD kan ada pajak, keuntungan penyedia. Biaya bangun itu sebesar Rp149 juta belum termasuk pajak. Anggaran sebesar itu dengan harga per meter di Kabupaten Bekasi, Insya Allah sudah sesuai dengan bangunan tidak bertingkat sederhana," ungkapnya.

Sebelum proses pembayaran nanti, kata dia, setiap pembangunan akan dilakukan penghitungan ulang untuk memastikan tidak ada pelanggaran.

"Jadi ada skema stock opname di mana nanti dihitung ulang apa saja yang digunakan, berapa biaya, langsung dibayar. Jadi ini untuk memastikan semuanya sesuai aturan," kata dia.(KR-PRA).
   

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020