NEC Indonesia menyediakan sistem identitas digital melalui satu platform articial intelegent (AI) dan teknologi biometrik, serta memanfaatkan fasilitas nirsentuh (contactless) dalam rangka membantu dunia usaha beradaptasi di masa pandemi.

"Teknologi pengenalan wajah (face recognition) NEC memungkinkan identifikasi wajah sekalipun menggunakan masker. Hal ini dapat mengurangi antrean panjang dan kerumunan," ujar Evangelist and Head of NEC Consulting Walter Lee dalam webinar "Trusted Digital Identity" pada, Kamis (10/12).

Menurutnya, langkah ini sekaligus mendukung aktivitas masyarakat di era new normal sambil terus membantu mengurangi penyebaran virus COVID-19.

Ia memaparkan identitas digital dapat diterapkan di dalam berbagai sektor, termasuk industri finansial dan ritel. Sebelum masa pandemi, face recognition mudah diterapkan di berbagai fasilitas umum karena tidak diwajibkan menggunakan masker. Namun saat ini, semua harus menggunakan masker di tempat umum.

Walter menyebutkan, industri perbankan saat ini juga mulai beralih ke platform digital kepada nasabahnya. Hal ini sejalan perkembangan layanan berbelanja dan transaksi daring. Untuk menyongkong aktivitas tersebut, bank harus bisa memberikan layanan yang sesuai.

Adapun teknologi biometrik memiliki kemampuan membaca sidik cari, mengenali wajah, dan mendeteksi suara. Teknologi termuktahir yang dapat dilakukan biometrik adalah mengenali iris mata. Pengenalan iris menjadi hal kritikal dikarenakan manusia dapat mengalami perubahan dalam hidupnya seperti perubahan wajah karena usia, terlalu sering menggunakan peralatan berat sehingga sidik dari menipis, atau melakukan operasi plastik yang merubah struktur tulang.

"Teknologi biometrik NEC telah menduduki peringkat pertama sebanyak delapan kali untuk sidik jari dan lima kali untuk pengenalan wajah oleh The National Institute of Standards dan Teknologi (NIST)," terangnya.

Pewarta: Karel Alexander Polakitan

Editor : M Fikri Setiawan


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020