Tiga guru besar IPB University menyampaikan pra-orasi ilmiah menjelang pengukuhan guru besar tetap pada tiga fakultas berbeda di IPB University, Dragama, Bogor, yang dijadwalkan Sabtu (28/11).

Ketiga guru besar itu menyampaikan pra-orasi ilmiah secara daring melalui zoom meeting, Kamis (26/11), yang dipandu oleh Kepala Biro Komunikasi IPB University, Yatri Indah Kusumastuti.

Pertama, Prof Dr Ir Sukenda, MSc, menyampaikan pra-orasi ilmiah bertajuk "Strategi Pengelolaan Kesehatan Ikan Melalui Vaksinasi untuk Akuakultur Berkelanjutan".

Baca juga: Tiga profesor IPB sampaikan pra-orasi ilmiah secara virtual jelang pengukuhan

Menurut Prof Sukenda, akuakultur saat ini berkembang pesat. Produksi akuakultur dunia terus meningkat dan telah mencapai 114,5 juta ton atau setara 263,6 miliar dolar AS.

Produksi akuakultur Indonesia pada 2018 telah mencapai 15,8 juta ton atau setara Rp181 triliun, terutama pada lima komoditas yakni rumput laut, udang, dan ikan air tawar, seperti ikan nila, ikan lele, dan ikan mas.

Peningkatan produksi akuakultur ini, kata dia, pada proses pembenihan dan pembesaran menghadapi tantangan yakni penyakit, yang dapat menyebabkan penurunan produksi dan berdampak kerugian.

Guna mencegah dan mengatasi penyakit, Prof Sukenda melakukan penelitian pengelolaan kesehatan ikan melalui vaksinasi. "Vaksin ikan yang tersedia umumnya berasal dari luar negeri yang memilik risiko," katanya.

Guru besar pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan ini kemudian, meneliti vaksin lokasi melalui isolat bakteri atau virus yang ada di Indonesia, yang dinilai sebagai solusi realistik dan prospektif.

Baca juga: Guru Besar IPB kembangkan jeruk tanpa biji

Kedua, Prof Dr Ir Yulin Lestari, menyampaikan pra-orasi ilmiah bertajuk "Bioprospeksi dan Tantangan Aplikasi Aktinobakteri di Indonesia".

Menurut Prof Yulin Lestari, mikroba adalah jasad renik tapi memiliki kekuatan besar dan berperan penting menjaga kehidupan. Di Indonesia, mikroba seperti aktinobakteri sangat beragam sebagai sumber plasma nutfah yang dapat dieksplorasi potensinya, dan keberadaannya mulai dikenal dunia.

Kemajuan teknik molekuler, bioteknologi, dan bioinformatika, kata dia, keanekaragaman dan fungsi mikroba di alam dapat dikaji lebih komprehensif. "Aktinobakteri menjadi fokus perhatian karena keunggulannya sebagai sumber beragam senyawa berkhasiat," katanya.

Prof Yulin melakukan penelitian, pemanfaatan mikroba aktinobakteri untuk tanaman, di antaranya tanaman padi. "Pemanfaatan aktinobakteri ini dapat menurunkan pemanfaatan pupuk anorganik," katanya.

Baca juga: Guru Besar IPB Lakukan Riset Teknologi Penghasil Senyawa Sekunder Tumbuhan

Kedua, Prof Dr Asep Gunawan, SPt, MSc, menyampaikan pra-orasi ilmiah bertajuk "Adopsi Teknologi Milenium Omics High-Throughput dalam Perbaikan Genetik Ternak Lokal sebagai Penyedia Pangan Sehat Masa Depan".

Prof Asep Gunawan menyatakan, dirinya melakukan penelitian untuk mendapatkan produk pangan sehat yang memenuhi standar gizi dan protein asal ternak, terutama dari domba.

Penelitian dilakukan dengan teknologi milenum berbasis generasi "omics high-throughput RNA sekuensing" yakni teknologi terkini, akurat, dan komprehensif. Teknologi berbasis omics ini telah diaplikasikan untuk meningkatkan nilai tambah daging sebagai pangan sehat asal ternak.

Menurut dia, secara kualitas perbaikan produksi daging diarahkan untuk menghasilkan produk pangan sehat yang dapat memenuhi preferensi konsumen, yakni aman dan sehat.

Pewarta: Riza Harahap

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020