Pondok pesantren di Kawasan Puncak Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bernama Al Golibiah ludes terbakar api diduga akibat korsleting pada Selasa (14/7).
Kepala Unit Damkar Sektor Ciawi Kabupaten Bogor, Nendri menyebutkan, meski sudah mengerahkan dua unit mobil pemadam kebakaran, tapi tak mampu menyelamatkan bangunan yang berlokasi di Kampung Sukaresmi, Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor itu.
"Itu bahan bangunannya mudah terbakar terbuat dari kayu dan bambu, dari atapnya aja bukan genteng dan disana bangunannya banyak hangus semua," tuturnya saat dihubungi ANTARA di Bogor.
Baca juga: Terjadi 40 kali kebakaran di Kabupaten Bogor pada 2020
Baca juga: Kebakaran landa lima rumah di Caringin Bogor selama tiga jam
Di samping itu, petugas damkar juga menemui sejumlah kendala saat melalukan proses pemadaman yang berlangsung sekitar dua jam itu, seperti sulitnya akses masuk armada damkar ke tempat kejadian perkara (TKP).
Meski bangunan pesantren milik Ustaz Umar itu kini tak berbentuk, beruntung tidak ada korban jiwa yang disebabkan oleh peristiwa tersebut. Api yang menghanguskan seisi pesantren itu juga tidak merembet ke rumah-rumah di sebelahnya yang berdempetan.
"Enggak sampai sih (ke rumah warga), cuman hangus kobong nya (asrama) saat itu memang ada santri sama ustaz bahu-membahu pemadaman awal pakai manual, ember," paparnya.
Baca juga: Lapak rongsokan di perbatasan Bogor - Depok terbakar
Nendri menyebutkan bahwa peristiwa yang sempat membuat geger para santri itu diduga akibat korsleting listrik yang merembet ke meterial bangunan yang relatif mudab terbakar.
"Iya sudah enggak bisa buat aktivitas belajar-mengajar buat santrinya dan alhamdulilah enggak ada merembet kemana-mana dan kerugian belum bisa kita perkirakan," kata Nendri.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
Kepala Unit Damkar Sektor Ciawi Kabupaten Bogor, Nendri menyebutkan, meski sudah mengerahkan dua unit mobil pemadam kebakaran, tapi tak mampu menyelamatkan bangunan yang berlokasi di Kampung Sukaresmi, Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor itu.
"Itu bahan bangunannya mudah terbakar terbuat dari kayu dan bambu, dari atapnya aja bukan genteng dan disana bangunannya banyak hangus semua," tuturnya saat dihubungi ANTARA di Bogor.
Baca juga: Terjadi 40 kali kebakaran di Kabupaten Bogor pada 2020
Baca juga: Kebakaran landa lima rumah di Caringin Bogor selama tiga jam
Di samping itu, petugas damkar juga menemui sejumlah kendala saat melalukan proses pemadaman yang berlangsung sekitar dua jam itu, seperti sulitnya akses masuk armada damkar ke tempat kejadian perkara (TKP).
Meski bangunan pesantren milik Ustaz Umar itu kini tak berbentuk, beruntung tidak ada korban jiwa yang disebabkan oleh peristiwa tersebut. Api yang menghanguskan seisi pesantren itu juga tidak merembet ke rumah-rumah di sebelahnya yang berdempetan.
"Enggak sampai sih (ke rumah warga), cuman hangus kobong nya (asrama) saat itu memang ada santri sama ustaz bahu-membahu pemadaman awal pakai manual, ember," paparnya.
Baca juga: Lapak rongsokan di perbatasan Bogor - Depok terbakar
Nendri menyebutkan bahwa peristiwa yang sempat membuat geger para santri itu diduga akibat korsleting listrik yang merembet ke meterial bangunan yang relatif mudab terbakar.
"Iya sudah enggak bisa buat aktivitas belajar-mengajar buat santrinya dan alhamdulilah enggak ada merembet kemana-mana dan kerugian belum bisa kita perkirakan," kata Nendri.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020