Bogor, (Antaranews Bogor) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, memiliki rumah singgah bernama "Rumah Singgah Anak Sayang" di Kantor Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan diresmikan oleh Wali Kota Bima Arya Sugiarto, Selasa.
"Rumah singgah ini berfungsi sebagai tempat pertemuan, pelatihan, pembinaan. Dilengkapi fasilitas ruang pertemuan, kamar tidur, dan peralatan seperti infocus," kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Annas S Rasmana.
Annas menyebutkan, berbeda dengan rumah singgah yang telah ada di sejumlah kota dan kabupaten, Rumah Singgah Anak Sayang diperuntukkan bagi pembinaan anak-anak jelanan, pengamen, pengemis yang berasal asli dari Kota Bogor.
Anak jalanan, gelandangan dan pengemis yang terjaring razia didata, mereka yang berasal dari Kota Bogor akan mendapat pembinaan dan pendampingan agar tidak lagi turun ke jalan menjadi pengemis, gelandangan maupun anak jalanan.
Selama ini, kata Annas, dari 247 anak jalanan yang terjaring razia petugas sebanyak 141 anak jalanan yang berasal dari Kota Bogor, sisanya dari luar Kota Bogor.
"Kami sudah menjalankan program pembinaan ini, diantaranya program sekolah gratis untuk 50 anak jalanan tingkat SMP, pembinaan keterampilan telur asin yang diikuti anak usia SMA," kata Annas.
Pembinaan tersebut, lanjut Annas dilakukan di kantor Dinsosnakertrans, anak-anak binaan mendapatkan binaan dari petugas Dinas Sosial. Pembinaan dilakukan selama lima hari, dan satu bulan untuk anak jalanan lulusan SMA.
Annas menambahkan, dengan adanya rumah singgah diharapkan pembinaan terhadap anak jalanan dapat maksimal, menumbuhkan kesadaran kepada anak-anak untuk tidak menghabiskan waktu di jalanan menjadi pengemis maupun pengamen.
Selain melakukan pembinaan, penanganan anak jalanan dilakukan dengan merutinkan razia oleh Satpol PP dan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
"Selain menjaring anak-anak jelanan ini, kami juga menyasar para oknum yang memperkerjakan anak jalanan ini. Jika kedapatan akan kami berikan sanksi tegas," kata Annas.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014
"Rumah singgah ini berfungsi sebagai tempat pertemuan, pelatihan, pembinaan. Dilengkapi fasilitas ruang pertemuan, kamar tidur, dan peralatan seperti infocus," kata Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Annas S Rasmana.
Annas menyebutkan, berbeda dengan rumah singgah yang telah ada di sejumlah kota dan kabupaten, Rumah Singgah Anak Sayang diperuntukkan bagi pembinaan anak-anak jelanan, pengamen, pengemis yang berasal asli dari Kota Bogor.
Anak jalanan, gelandangan dan pengemis yang terjaring razia didata, mereka yang berasal dari Kota Bogor akan mendapat pembinaan dan pendampingan agar tidak lagi turun ke jalan menjadi pengemis, gelandangan maupun anak jalanan.
Selama ini, kata Annas, dari 247 anak jalanan yang terjaring razia petugas sebanyak 141 anak jalanan yang berasal dari Kota Bogor, sisanya dari luar Kota Bogor.
"Kami sudah menjalankan program pembinaan ini, diantaranya program sekolah gratis untuk 50 anak jalanan tingkat SMP, pembinaan keterampilan telur asin yang diikuti anak usia SMA," kata Annas.
Pembinaan tersebut, lanjut Annas dilakukan di kantor Dinsosnakertrans, anak-anak binaan mendapatkan binaan dari petugas Dinas Sosial. Pembinaan dilakukan selama lima hari, dan satu bulan untuk anak jalanan lulusan SMA.
Annas menambahkan, dengan adanya rumah singgah diharapkan pembinaan terhadap anak jalanan dapat maksimal, menumbuhkan kesadaran kepada anak-anak untuk tidak menghabiskan waktu di jalanan menjadi pengemis maupun pengamen.
Selain melakukan pembinaan, penanganan anak jalanan dilakukan dengan merutinkan razia oleh Satpol PP dan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
"Selain menjaring anak-anak jelanan ini, kami juga menyasar para oknum yang memperkerjakan anak jalanan ini. Jika kedapatan akan kami berikan sanksi tegas," kata Annas.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014