Sukabumi, (Antaranews Bogor) - Warga Kota Sukabumi, Jawa Barat menggelar pameran produk pangan pengganti beras, yang bertujuan untuk mengurangi kebiasaan masyarakat mengkonsumsi pangan selain beras.
Kegiatan yang diadakan selama dua hari Rabu (26/11) sampai Kamis (27/11), menampilkan 20 stand produk yang menampilkan produk pertanian, perikanan dan peternakan, namun yang bahan utamanya bukan dari beras. Kegiatan ini diikuti oleh kelompok tani yang ada di Kota Sukabumi.
"Pemeran ini tujuannya agar generasi berikutnya agar tidak selalu bergantung makan nasi yang sudah menjadi progam pemerintah bahkan ada di Undang-Undang tentang pangan agar masyarakat makannya tidak terlalu bergantung kepada nasi atau dengan kata lain harus bervariasi," kata Wali Kota Sukabumi, Muraz kepada Antara, Rabu.
Menurut Muraz, lahan sawah di Kota Sukabumi yang semakin menipis harus mencari inovasi baru pangan yang tidak selalu bergantung ke nasi atau beras, karena saat ini pangan yang seperti ketela, sayuran, singkong dan lain-lain bisa menjadi menu utama pangan untuk mengganti nasi.
Selain itu, saat ini seluruh elemen masyarakat harus mulai memanage masalah pangan, karena bisa saja 20 tahun ke depan bisa kekurangan makanan yang salah satu penyebabnya adalah semakin sempitnya lahan pertanian yang ada, ditambah inovasi dalam memajukan ilmu pertanian dan perikanan serta peternakan tidak maju.
"Untuk itu, yang saat ini kami lakukan sebagai kepala daerah adalah melarang pembangunan di lahan pertanian produktif dan terus menggenjot inovasi melalui dinas terkait agar dengan lahan yang ada sekarang produksi pangan masih bisa terpenuhi dan hasil kuantitas dan kualitasnya tinggi," tambahnya.
Di sisi lain, Muraz mengatakan untuk mengantisipasi beralih fungsinya lahan pertanian, pembangunan saat ini hanya diizinkan secara vertikal saja, apalagi saat ini sudah banyak gedung pencakar langit. Sehingga pembangunan tidak merusak atau menggunakan lahan pertanian yang ada.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014
Kegiatan yang diadakan selama dua hari Rabu (26/11) sampai Kamis (27/11), menampilkan 20 stand produk yang menampilkan produk pertanian, perikanan dan peternakan, namun yang bahan utamanya bukan dari beras. Kegiatan ini diikuti oleh kelompok tani yang ada di Kota Sukabumi.
"Pemeran ini tujuannya agar generasi berikutnya agar tidak selalu bergantung makan nasi yang sudah menjadi progam pemerintah bahkan ada di Undang-Undang tentang pangan agar masyarakat makannya tidak terlalu bergantung kepada nasi atau dengan kata lain harus bervariasi," kata Wali Kota Sukabumi, Muraz kepada Antara, Rabu.
Menurut Muraz, lahan sawah di Kota Sukabumi yang semakin menipis harus mencari inovasi baru pangan yang tidak selalu bergantung ke nasi atau beras, karena saat ini pangan yang seperti ketela, sayuran, singkong dan lain-lain bisa menjadi menu utama pangan untuk mengganti nasi.
Selain itu, saat ini seluruh elemen masyarakat harus mulai memanage masalah pangan, karena bisa saja 20 tahun ke depan bisa kekurangan makanan yang salah satu penyebabnya adalah semakin sempitnya lahan pertanian yang ada, ditambah inovasi dalam memajukan ilmu pertanian dan perikanan serta peternakan tidak maju.
"Untuk itu, yang saat ini kami lakukan sebagai kepala daerah adalah melarang pembangunan di lahan pertanian produktif dan terus menggenjot inovasi melalui dinas terkait agar dengan lahan yang ada sekarang produksi pangan masih bisa terpenuhi dan hasil kuantitas dan kualitasnya tinggi," tambahnya.
Di sisi lain, Muraz mengatakan untuk mengantisipasi beralih fungsinya lahan pertanian, pembangunan saat ini hanya diizinkan secara vertikal saja, apalagi saat ini sudah banyak gedung pencakar langit. Sehingga pembangunan tidak merusak atau menggunakan lahan pertanian yang ada.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014