Bogor (ANTARA) - Masa pandemi covid-19 seperti saat ini memukul semua sektor usaha di negeri ini, tidak terkecuali sektor pertanian. Panen pada berbagai komoditas tidak dibarengi dengan permintaan pasar yang cenderung menurun sejak pengumuman kasus pertama covid-19 oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020 sehingga harga beberapa komoditas mengalami penurunan.
Berbagai kebijakan untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid-19 terus disosialisasikan oleh pemerintah. Salah satu kebijakan tersebut berupa bekerja dari rumah, namun hal ini tidak berlaku untuk bidang pertanian. Para petani harus tetap bekerja di sawah agara pemenuhan kebutuhan pangan nasional tetap terpenuhi.
Salah satu petani milenial yang tidak pernah berhenti bekerja di tengah pandemi covid-19 ini adalah Azis Abdul Rahman Gunawan. Azis begitu ia disapa bersama ketiga temannya Andriano, Indiana Pramaulidia dan Silvia Oktaviani yang tergabung dalam kelompok usaha Saung Sayur Sehat (S3) Farm memiliki usaha pertanian dibidang hidroponik.
Lokasi usaha S3 Farm beralamat di Jl. Ciaul, Kp. Jambuluwuk RT/RW 04/01, Desa Bojongmurni, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor.
Baca juga: Hidroponik jadi solusi bertani di lahan sempit
Mereka memilih usaha pertanian hidroponik karena bidang usaha ini belum banyak digeluti dalam skala usaha hanya sebatas hobi. Dalam usaha hidroponik ini, selain sebagai penyedia sayur hidroponik segar, S3 Farm juga menyediakan produk berupa bibit tanaman hidroponik yang siap tanam, instalasi hidroponik serta staterkit untuk kegiatan usaha hidroponik.
Pengelola usaha S3 Farm ini merupakan alumni dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Bogor.
Modal usaha awal mereka peroleh dari program Penumbuhan Wirausaha Muda Pertanian (PWMP). PWMP merupakan salah satu program Kementerian Pertanian dalam rangka mewujudkan regenerasi petani. Program ini dirancang untuk menumbuhkan minat generasi muda untuk terjun dibidang wirausaha pertanian, diharapkan generasi muda ini bisa menjadi pencipta lapangan pekerjaan (job creator) di bidang pertanian.
Modal awal yang mereka peroleh sebesar 35 juta rupiah. Usaha pertanian yang mereka geluti ini telah dimulai dari mereka masih menempuh pendidikan di Polbangtan Bogor. Dari banyak kelompok satu angkatan PWMP, S3 farm adalah salah kelompok yang masih eksis sampai sekarang.
Masa pandemi covid-19 yang terjadi tidak menyurutkan langkah mereka untuk terus berkarya dibidang pertanian. Bagi Azis, petani adalah pahlawan pangan terutama pada masa pendemi covid-19 ini.
Mereka terus bekerja untuk menyediakan pangan nasional. Tidak ada kata berhenti untuk pertanian, pertanian itu hebat dan keren. Salah satu motivasi Azis dalam berkarir dibidang pertanian adalah kurangnya minat generasi muda untuk terjun dibidang pertanian.
Baca juga: Muda berjaya, alumni IPB kembangkan usaha pertanian perkotaan
Dengan jumlah populasi penduduk yang meningkat, permintaan produk dipastikan akan meningkat. Saat ini pertanian dikerjakan oleh generasi yang tergolong telah tua sedangkan regenerasi petani untuk menggantikan mereka sangatlah kurang.
Di sinilah Azis dan kawan-kawannya berfikir untuk terjun dibidang pertanian untuk meneruskan usaha pertanian yang mau tidak mau harus ada generasi muda yang turun di bidang pertanian.
Dengan belajar di Polbangtan Bogor membuat Azis lebih mantap untuk berkaris dibidang pertanian. Modal awal untuk menjadi petani dirasanya telah cukup ia peroleh dari Polbangtan Bogor.
Dalam menjalankan usahanya S3 farm menyewa lahan pada pusat Pelatihan Pertanian Dan Pedesaan Swadaya (P4S) Griya Seruni, dengan P4S Griya Seruni ini S3 Farm juga bersinergi dalam berbagai kegiatan pertanian.
Ditengah pandemi covid-19 ini semangat Azis dan kawan-kawan tidak pupus walaupun ada beberapa kegiatan mereka yang terhambat. Salah satunya adalah kegiatan mereka dalam memberikan pelatihan-pelatihan pertanian kepada masyarakat.
Biasanya mereka melakukan kegiatan dengan memberikan pelatihan selama satu hari dilanjutkan dengan magang selama 3 hari namun kegiatan tersebut sementara berhenti dalam masa pandemi covid-19 ini. Selain kegiatan pelatihan adapula kunjungan-kunjungan dari berbagai stakeholder yang ditunda karena pandemi covid-19 ini.
Pada masa pandemi covid-19 saat ini, menurut Azis permintaan akan sayuran tidak berkurang dan malah mengalami sedikit peningkatan. Banyak konsumen yang berbelanja sayur di S3 Farm.
Baca juga: Pemuda Sukabumi Kembangkan Sistem Pertanian Hydroponik
Dengan meningkatnya permintaan sayuran kepada mereka, mereka melakukan beberapa inovasi untuk memuaskan pelanggan mereka. Salah satu inovasi yang mereka lakukan adalah menjual sayuran dengan sistem paket.
Sayuran dijual dengan paket kisaran harga 50 ribu sampai dengan 80 ribu rupiah. Paket sayuran ini dibuat seperti buket bunga agar lebih menarik. Dan terbukti buket sayuran ini diminati oleh pelanggan mereka.
Bagi mereka melayani konsumen dengan sepenuh hati dan memberikan service terbaik untuk konsumen merupakan hal wajib untuk dilakukan. Mereka tidak menunggu konsumen untuk berbelaja ke lokasi mereka tetapi mereka memberikan fasilitas pesan antar ke rumah konsumen.
Dengan modal kemampuan yang mereka peroleh selama kuliah di Polbangtan Bogor, mereka tidak berhenti untuk terus mengambangkan pengetahuan dan kemampuan mereka dibidang pertanian.
Dengan mengikuti seminar dan pelatihan mereka terus menimba ilmu. Berbeda dengan sebelumnya, seminar dan pelatihan yang dilakukan saat ini dilakukan dengan media online. salah satu pelatihan online yang mereka ikuti adalah pelatihan mengenai branding dan packaging produk pertanian.
Azis dan kawan-kawan yakin bahwa pandemi ini akan segera berakhir, kuncinya adalah jangan pernah berhenti walaupun masa pandemi saat ini, bahkan dengan masa sulit perekonomian saat ini harus mencari berbagai peluang yang ada.
Oleh: Fita Dwi Untari mahasiswa pasca sarjana IPB.
Semangat petani muda di tengah pandemi
Rabu, 29 April 2020 10:22 WIB
Salah satu motivasi Azis dalam berkarir dibidang pertanian adalah kurangnya minat generasi muda untuk terjun dibidang pertanian.