Washington (ANTARA) - Jumlah orang yang meninggal karena penyakit yang berkaitan dengan rokok elektrik di Amerika Serikat telah meningkat jadi 39, kata lembaga perlindungan kesehatan negeri tersebut pada Kamis (7/11).
Lembaga tersebut, Center for Disease Control and Prevention (CDC), mengumumkan bahwa jumlah kasus cedera paru-paru yang berkaitan dengan vaping telah melonjak jadi 2.051.
Baca juga: Bima Arya: Rata-rata pelajar mulai menghisap rokok di usia 12 tahun
Kasus cedera paru-paru yang berkaitan dengan penggunaan produk e-cigarette, atau vaping, dilaporkan muncul di semua 49 negara bagian, kecuali Alaska, District of Columbia, dan Virgin Islands AS.
"Usia menengah pasien yang meninggal ialah 53 tahun dan berkisar dari 17 sampai 75 tahun," tambah CDC.
Baca juga: Bima Arya paparkan kiprah pengendalian tembakau di Kota Bogor pada AMF 2019
Kebanyakan pasien melaporkan mereka menggunakan vaping THC, bahan psikoaktif pada ganja, kendati para penyelidik belum secara resmi menentukan penyebab penyakit tersebut --yang mencakup gangguan pernafasan, nyeri dada dan muntah.
CDC menyarankan masyarakat agar tidak menggunakan produk rokok elektrik atau vaping yang berisi THC dan agar tidak memodifikasi produk yang dibeli melalui gerai eceran.
Sumber: Anadolu Agency.
Kematian terkait rokok elektrik di AS melonjak menjadi 39 orang
Jumat, 8 November 2019 19:55 WIB
Kasus cedera paru-paru yang berkaitan dengan penggunaan produk e-cigarette, atau vaping, dilaporkan muncul di semua 49 negara bagian, kecuali Alaska, District of Columbia, dan Virgin Islands AS.