Beijing (ANTARA) - Kementerian Luar Negeri China berharap Korea Selatan dan AS tetap memenuhi kewajiban non-proliferasi nuklir terkait dengan rencana Korsel untuk membangun kapal selam nuklir di galangan kapal milik Amerika Serikat (AS).
"China berharap Korsel dan AS akan sungguh-sungguh memenuhi kewajiban non-proliferasi nuklir mereka, dan melakukan apa yang kondusif bagi perdamaian dan stabilitas regional, bukan sebaliknya," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing, Kamis.
Pada Rabu (29/10), Trump mengumumkan bahwa Korsel akan membangun kapal selam bertenaga nuklir modernnya di galangan kapal Philadelphia, AS.
“Korea Selatan akan membangun Kapal Selam Bertenaga Nuklirnya di Galangan Kapal Philadelphia, tepat di sini di Amerika Serikat yang kita cintai. Industri perkapalan di Negara kita akan segera membuat KEBANGKITAN BESAR,” tulis Trump di platform Truth Social.
"Perlu ditekankan bahwa China berkomitmen pada jalur pembangunan yang damai. China mengikuti kebijakan pertahanan nasional yang bersifat defensif dan kebijakan luar negeri yang ditandai dengan hubungan bertetangga yang baik, serta berfungsi sebagai jangkar bagi perdamaian dan ketenangan regional," tegas Guo Jiakun.
Guo Jiakun juga mengatakan China berharap AS mematuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif dan komitmennya terhadap "moratorium uji coba nuklir".
Hal itu terkait dengan perintah Trump untuk segera memulai uji coba senjata nuklir, sesuai pernyataan Trump di media sosial "Trump Social", “Karena negara-negara lain sedang melakukan program uji coba, saya telah memerintahkan Departemen Perang untuk memulai pengujian senjata nuklir kita secara setara. Proses itu akan dimulai segera.”
"China berharap AS mengambil tindakan nyata untuk menegakkan rezim perlucutan senjata nuklir dan non-proliferasi internasional, serta keseimbangan dan stabilitas strategis global," tegas Guo Jiakun.
Trump menegaskan bahwa AS memiliki lebih banyak senjata nuklir dibanding negara mana pun, dan hal itu dicapai selama masa jabatan pertamanya, termasuk pembaruan dan renovasi total terhadap persenjataan yang sudah ada.
Namun, ia memperingatkan bahwa pihak-pihak yang menjadi lawan AS kini mulai mengejar ketertinggalan.
