Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Pemerintah Kota Malang, Jawa Timur, membuka opsi memenuhi kebutuhan pasokan 2.000 ton sampah per hari di fasilitas Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) dengan memaksimalkan timbunan di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Supit Urang.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang Gamaliel Raymond Hatigoran di Kota Malang, Senin, mengatakan proyek PSEL menampung sampah dari Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu, yang dari hasil koordinasi baru sanggup memenuhi kebutuhan 1.000 ton per hari.
"Pada rapat koordinasi disampaikan sampahnya kan 1.000 ton per hari. Terus ada perkembangan soal permintaan bahwa sampah yang dibutuhkan per hari 2.000 ton, kami sedang koordinasi apakah sampah yang tertumpuk di Supit Urang bisa difungsikan," kata Raymond.
Apabila dari hasil koordinasi antar-kepala daerah bersama Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyatakan sampah di TPA Supit Urang bisa digunakan menutup kebutuhan pasokan, maka pihaknya segera mengambil langkah.
Selain itu pihaknya masih menunggu proses pelaksanaan studi kelayakan atau feasibility study (FS) yang dilakukan oleh Universitas Brawijaya, sebagaimana arahan dari kementerian terkait.
Menurut dia, cara ini juga relevan untuk mengurangi timbunan sampah di TPA Supit Urang yang telah menyentuh angka 4 juta meter kubik, dengan rata-rata volume harian sekitar 514 ton.
Baca juga: Serang minta desa kelola sampah mandiri
Baca juga: Tasikmalaya pantau dampak lingkungan TPA Ciangir
Baca juga: Menteri Lingkungan Hidup gandeng seribuan orang bersihkan sampah banjir Bali
