Mamuju (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Asran Masdy mengimbau masyarakat mewaspadai kemungkinan penyebaran virus Hanta di daerah itu.
"Meski belum ada laporan adanya penyebaran virus ini di Sulbar, tapi kami tetap mengingatkan dan mengimbau masyarakat untuk waspada," kata Asran Masdy di Mamuju, Kamis.
Ia menjelaskan virus Hanta dapat menyerang paru-paru dan ginjal, serta menyebabkan kemunduran fungsi ginjal. Gejalanya, kata dia, antara lain demam, sesak napas, dan batuk ringan.
"Gejalanya batuk-batik kecil, demam, dan sesak napas. Jika tidak ditangani cepat bisa berdampak pada organ ginjal," ucap Asran Masdy.
Ia menegaskan pentingnya kolaborasi seluruh perangkat kesehatan dari tingkat provinsi hingga kabupaten dan desa untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pencegahan penularan virus Hanta.
"Kami mengajak semua pihak, termasuk kader dan petugas kesehatan di lapangan, untuk ikut mensosialisasikan bahaya virus ini dan cara pencegahannya," ujar Asran Masdy.
Ia juga mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga pola hidup sehat dan senantiasa menjaga kebersihan lingkungan agar dapat meminimalisir risiko penyebaran berbagai penyakit, termasuk virus Hanta.
"Dengan kewaspadaan dini dan edukasi yang merata, risiko penularan virus Hanta di Sulbar bisa dicegah sejak awal," kata Asran Masdy.
Sebelumnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat per 19 Juni 2025 ada delapan kasus virus Hanta tipe Haemorrhagic Fever with Renal Syndrome (HFRS) di empat provinsi dan semuanya dinyatakan sudah sembuh.
Keempat provinsi tersebut yakni Yogyakarta, Jawa Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Utara.
Selain itu satu kasus yang ditemukan di Kabupaten Bandung Barat pada 20 Mei 2025 di RSUP Hasan Sadikin, Bandung, dan pasien sudah sembuh serta kembali beraktivitas.
Virus Hanta adalah penyakit zoonosis atau ditularkan dari hewan ke manusia yang disebabkan oleh Orthohantavirus. Penularan melalui kontak langsung dengan rodensia atau hewan pengerat, seperti tikus, dan belum ditemukan penularan dari manusia.
Beberapa cara mencegah virus Hanta yakni pengendalian populasi rodensia, menghindari kontak dengan urine, tinja, air liur, dan sarang rodensia.
Kemudian menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, menjaga kebersihan rumah, terutama ruang yang jarang dipakai seperti loteng dan gudang, serta menghindari menyentuh rodensia, baik hidup maupun mati.
Mengelola sampah secara benar, menempatkan perangkap tikus di rumah/tempat kerja, menggunakan alat pelindung diri bagi pekerja berisiko seperti petani, buruh bangunan, tenaga laboratorium dokter hewan.