Buleleng (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster menargetkan menara pemancar siaran telekomunikasi Turyapada Tower di Kabupaten Buleleng, Bali, menjadi objek wisata baru berkelas dunia.
Ia di Kabupaten Buleleng, Jumat, menargetkan setelah seluruh layanan televisi masuk dan pembangunan pendukung menara yang berada di 1.636 mdpl ini rampung maka akan dibuka sebagai objek wisata.
“Nanti dilanjutkan pembangunan tahun ini yaitu kawasannya dan jalan masuk dari shortcut-nya, sudah mulai proses tender diperkirakan pertengahan Juni kontrak dan dikerjakan, begitu kontrak berjalan diperlukan 1 tahun untuk mengerjakan kawasan,” kata Gubernur Bali.
Baca juga: Bali Zoo jadi pilihan pengunjung wisata edukasi satwa isi libur Lebaran
“Diperkirakan pertengahan 2026 sudah selesai, kalau sudah maka akan dilanjutkan dengan pembukaan kawasan Turyapada sebagai objek wisata yang berkelas dunia karena cuma satu ada di Indonesia, tidak ada yang lain,” sambungnya.
Wayan Koster meyakini potensi pariwisata menara di Bali Utara ini karena kemegahannya, dimana selain kegunaannya sebagai pemancar siaran, di dalam bangunan setinggi 115 meter dan berdiri di perbukitan ini berisi ruang-ruang wisata.
Setidaknya hingga saat ini telah terbentuk wisata jembatan kaca pada lantai lima, restoran statis yang melingkar di lantai enam, area pemandangan dilengkapi teropong di lantai tujuh, restoran putar yang dapat bergerak di lantai delapan, skywalk di lantai sembilan, dan planetarium di lantai 10.
Baca juga: Dispar Bali minta pelaku usaha hotel tidak jual nama Nyepi dalam paket wisata

Selain itu akan dilengkapi gondola atau kereta gantung dengan jarak 700 meter sehingga menjadi daya tarik wisata baru di Kabupaten Buleleng.
Oleh karena belum seluruhnya rampung, maka Gubernur Bali menutup akses untuk berwisata dan mengoptimalkan manfaat pemancarnya terlebih dahulu.
Baca juga: Bali kembali raih penghargaan pulau terbaik
Ini juga dilakukan agar proses pembangunan di area pendukung objek wisata tidak terganggu.
“Ini satu-satunya menara yang ada di pegunungan, dari sini saja kita sudah melihat Danau Bratan, Danau Tamblingan, Danau Buyan, ada hutan, ada bukit, apalagi ke atas di jembatan kaca, juga ada dua ruang pertemuan kapasitas 300-400,” ujar Koster.
Koster mengatakan hal ini sudah sesuai targetnya di awal, yaitu ingin membangun tidak sekadar menara pemancar namun memiliki fasilitas berkelas yang seperti Menara Eiffel, Tokyo Tower, Macau Tower, dan Toronto Tower.
Dengan berkembangnya Turyapada Tower sebagai objek wisata, maka Pemprov Bali akan mendapat sumber pendapatan baru lagi, begitu juga Kabupaten Buleleng akan merasakan dampaknya yaitu muncul pusat pertumbuhan ekonomi baru.