Bogor (Antara Megapolitan) - Puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri Batu Kembar, Desa Cijerum, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, belajar pendidikan konservasi di Taman Kehati Ciherang, untuk memperingatai Hari Cinta Puspa dan Satwa, Sabtu.
Para siswa diajak mengenal Taman Kehati Ciherang, fungsi maupun tujuan pembangunannya, menanam pohon, sekaligus belajar mengenal berbagai tanaman, dan tumbuhan, termasuk diberi pemahaman tentang bahaya sampah plastik bagi lingkungan.
Taman Kehati Ciherang memiliki luas 3,76 hektare berada di dalam area pabrik air minum PT Tirta Investama, berkolaborasi dengan Badan Litbang Kehutanan dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai pendamping program.
Peneliti Utama Badan Litbang Kehutanan dan Inovasi KLHK Hendra Gunawan menjelaskan pembuatan Taman Kehati berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 3 Tahun 2012 sebagai upaya pencandangan sumber daya alam.
Taman Kehati memiliki fungsi sebagai penyelamatan berbagai spesies tumbuhan asli/lokal yang memiliki tingkat ancaman sangat tinggi terhadap kelestariannya atau ancaman yang mengakibatkan kepunahan.
"KLKH memiliki target 30 Taman Kehati terbangun hingga 2019, di wilayah Kabupaten Bogor sudah ada satu Taman Kehati Ciherang yang dikelola oleh swasta (PT Tirta Investama-red)," kata Hendra.
Ia mengatakan KLHK bersinergi dengan PT Tirta Investama mengembangkan Taman Kehati Ciherang, hingga kini tekah memiliki 2.654 tanaman yang termasuk ke dalam 143 spesies, 113 genus, dan 48 famili.
Jumlah spesies tanaman di Taman Kehati Ciherang terus mengalami peningkatan karena adanya penanaman dari tahun ke tahun.
"Taman Kehati memiliki fungsi sebagai konservasi, perlindungan keanekaragaman hayati, sekaligus sarana untuk pendidikan konservasi," kata Hendra.
Kepala Bidang Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bogor Erlina mengapresiasi kehadiran Taman Kehati Ciherang, sehingga turut menambah jumlah ruang terbuka hijau di wilayah tersebut.
"Pembangunan Taman Kehati ini sifatnya sukarela, tetapi Pemkab Bogor terus mendorong perusahaan-perusahaan yang ada untuk membangun Taman Kehati ini," kata Erlina.
Menurutnya tidak banyak perusahaan yang memiliki komitmen kuat dalam upaya pelestarian lingkungan. Karena untuk membangun Taman Kehati perusahaan harus memiliki lahan seluas tiga hektare minimal.
"Taman Kehati juga memiliki fungsi sebagai sarana pendidikan konservasi, dapat dimanfaatkan oleh sekolah untuk belajar pendidikan lingkungan," kata Erlina.
Manajer Bidang Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (CSR) PT Tirta Investama Ciherang, Heri Yunarso menyebutkan Taman Kehati Ciherang telah dirintis sejak tahun 2014 melalui program "Blue Field" meliputi bidang energi, panen air, dan bebas sampah. Total ada enam Taman Kehati yang dibangun.
"Taman Kehati Ciherang menanam pohon-pohon lokal yang ada di kawasan Gunung Gede Pangrango," katanya.
Taman Kehati Ciherang menjadi komitmen kepatuhan PT Tirta Investama Ciherang dalam melaksanakan perlindungan keanekaragaman hayati. Pembangunannya bertujuan untuk menyelamatkan berbagai spesies tumbuhan asli (lokal) yang memiliki tingkat ancaman sangat tinggi terhadap kelestariannya atau ancaman yang mengakibatkan kepunahannya.
Erna Ningsi Guru SDN Batu Kembar, Desa Cijerum, Kecamatan Caringin merasakan manfaat pendidikan konservasi yang diikutinya bersama para murid. Menambah wawasan terutama dalam menanam tumbuhan dan merawatnya.
"Sekolah kami cukup luas lahannya, ditumbuhi banyak tanaman pohon keras, kami juga mau ada tanaman bunga seperti yang ada di Taman Kehati," kata Erna.
Erna berharap kegiatan pendidikan konservasi terus berlanjut dengan kedatangan pihak KLHK, dan PT Tirta Investama ke sekolah untuk membantu penataan taman di sekolah.
"Walau sekolah kami berada di kampung terpencil, tapi SDN Batu Kembar memiliki akreditasi A. Kami sangat ingin pihak terkait hadir membantu membangun taman di sekolah," kata Erna.
Siswa SD Belajar Konservasi Di Taman Kehati
Sabtu, 18 November 2017 19:09 WIB
Taman Kehati memiliki fungsi sebagai konservasi, perlindungan keanekaragaman hayati, sekaligus sarana untuk pendidikan konservasi.