Kota Bogor (ANTARA) - Entah apa yang ada di benak Bendi Wijaya, sopir truk tronton, sebelum mengendarai truk dengan mengangkut ratusan galon berisi air kemasan dari Sukabumi menuju Jakarta.
Apakah dia telah mengecek kelayakan mobilnya termasuk sistem pengereman sebelum berangkat, apakah teknisi di pool truk operasional telah mempersiapkan kelayakan sebelum berangkat, apakah pihak perusahaan produsen air mineral yang sangat terkenal di Indonesia itu telah mengecek dan memastikan seluruh armada distribusi berjalan baik.
Kalaupun sebelum berangkat semua terlihat dan terasa baik-baik saja, lalu saat berangkat dan melaju, benar-benar memperhatikan kondisi pengeremannya. Lebih utama, apakah sebagai sopir, dia cukup memadai memiliki kemampuan dan keterampilan menangani langkah-langkah darurat bila terjadi rem blong. Bukannya justru membiarkan kendaraan melaju tanpa kendali.
Bila semua hal itu dipastikan sesuai prosedural, pastilah kecelakaan tragis di gerbang tol Ciawi 2 pada Selasa 4 Februari 2025 menjelang tengah malam, tak terjadi.
Namun, manajemen mengatasi segala risiko tak bisa dihindari. Kemudian kita pun harus mengelus dada kembali, prihatin, sedih, menangis, dan berduka kembali, sembari menyesalkan dan bertanya-tanya mengapa kecelakaan dengan penyebab klasik ini selalu berulang.
Berikut disampaikan fakta-fakta terkait kecelakaan, yang diperoleh dari Polresta Bogor Kota.
Tempat Kejadian Perkara berada di Jalan Tol Jagorawi Jalur B (arah Jakarta) tepatnya di depan gerbang Tol Ciawi 2 KM 41, Kec. Bogor Utara, Kota Bogor.
Baca juga: Korlantas turunkan tim TAA di TKP kecelakaan maut Tol Ciawi
Kendaraan dan pengendara/pengemudi yang terdampak: a. truk tronton nopol B-9235-PYW yang dikendarai Bendi Wijaya; mobil Toyota putih nopol XXXX (terbakar) dengan pengendara masih dalam penyelidikan; Daihatsu Sigra nopol XXXX (terbakar)dengan pengendara masih dalam penyelidikan; Toyota Avanza nopol XXXX dengan pengendara masih dalam penyelidikan; Toyota Innova Reborn nopol B-2612-TRX dengan pengendara masih dalam penyelidikan; Honda Jazz nopol F-1143-AK dengan pengendara masih dalam penyelidikan; dan Daihatsu Xenia nopol B-1381-BFY dengan pengendara masih dalam penyelidikan.
Jumlah korban meninggal dunia delapan orang terdiri atas tujuh pria dan satu wanita. Identitas korban tewas masih dalam penyelidikan. Korban tewas berada di ruang jenazah RSUD Ciawi dan wartawan tidak diperkenankan mendekat. Wartawan hanya diperbolehkan di depan IGD.
Dari tujuh pria yang tewas, dua diantaranya dalam kondisi hangus terbakar. Sementara lima pria yang tewas antara lain memiliki ciri-ciri, korban pertama, usia sekitar 40-50 tahun, rambut hitam lurus pendek, memakai kaus hitam dan celana panjang coklat. Korban kedua, usia 50-60 rambut ikal putih, berkaus merah dan celana jins. Ketiga, usia 30-40 tahun, rambut hitam lurus pendek berbaju coklat dan celana hitam. Keempat usia 25-35 tahun, rambut ikal hitam pendek, kaus kuning dibalut sweater hitsm celana abu-abu. Kelima usia 40-50 tahun, rambut ikal pendek, kemeja hijau tua bergaris putih. Sedangkan satu korban tewas wanita berusia sekitar 20-30 tahun, baju hitam putih kotak-kotak.
Berikut sebelas korban luka-luka adalah, 1. Bendi Wijaya, NIK : 320225060394001, Alamat: Kampung Bangkong Reong RT 4/07 Benda Cicurug (luka berat), pengemudi kendaraan truk tronton nopol B-9235-PYW ii masih belum sadarkan diri dan dalam penanganan medis di RSUD Ciawi (IGD); 2. Dani Nursamsu petugas jasa marga (luka berat) laki-laki 45 tahun; 3. Ari Nurharom petugas jasa marga (luka ringan) laki-laki 30 tahun; 4. Sukanta Petugas Jasa Marga laki-laki 54 tahun (luka berat); 5. Wahyudin dari mobil Xenia laki-laki 61 tahun (luka ringan); 6. Nurdin Ahyani security Jasa Marga (luka ringan) laki-laki; 7. Yogi Satrio penumpang Toyota Calya (luka ringan) laki-laki 26 tahun; 8. Yosep Irawan penumpang Xenia
Laki-laki 39 tahun (luka ringan); 9. Dasep Naseh penumpang Xenia laki-laki 40 tahun (luka ringan); 10. Sugiarti penumpang Xenia perempuan 49 tahun (luka ringan); dan 11. Ryujia Adriana penumpang Xenia berusia tiga tahun (luka ringan)
Baca juga: Berikut fakta-fakta kecelakan maut di gerbang Tol Ciawi 2
Kronologi kecelakaan, berawal dari truk tronton bermuatan galon Aqua berjalan dari arah Ciawi menuju Jakarta. Saat melintas di gerbang Tol Ciawi 2 diduga kendaraan tersebut mengalami gagal fungsi rem (rem blong) sehingga menabrak rangkaian kendaraan yang sedang melakukan transaksi (pembayaran e-tol) tiga kendaraan hancur terbakar 3 kendaraan lainnya mengalami kerusakan.
Diduga pengemudi tidak dapat mengendalikan kendaraannya sehingga menabrak rangkaian kendaraan yang sedang melakukan transaksi (pembayaran e-toll). Suara benturan keras membuat truk terbakar dan tiga moil di depannya juga hancur terbakar, serta tiga kendaraan lain ringsek.
Kapolresta Bogor Kota Kombes Eko Prasetyo menyatakan korban kecelakaan maut di gerbang tol (GT) Ciawi 2, Kelurahan Katulampa, Kota Bogor, Jawa Barat, menyebutkan peristiwa terjadi pada Selasa (4/2) malam, sekitar pukul 23.30 WIB. Setelah kejadian, korban meninggal dunia maupun luka-luka langsung dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciawi untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Truk dan mobil-mobil penumpang yang terbakar dan ringsek tersebut berada di pos Polresta Bogor Kota yang tak jauh dari GT Ciawi 2.
Gerbang tol Ciawi 2 tampak hancur berantakan dan sempat menutup layanan sekitar dua jam setelah peristiwa tragis tersebut.
Seputar rem blong
Dari berbagai sumber, diperoleh informasi bahwa kondisi rem blong atau sistem dan mekanisme pengereman yang tidak berfungsi sempurna, bisa berdampak fatal dan membahayakan diri sendiri, penumpang, maupun pengguna jalan lain.
Rem blong adalah disfungsi rem yang menyebabkan sistem pengereman pada kendaraan tidak bekerja dengan baik, bahkan tidak berfungsi sama sekali. Penyebabnya ada beberapa hal, antara lain, kuantitas minyak rem kurang atau kualitas minyak rem buruk.
Kendaraan bisa saja mengalami rem blong, lantaran, kurangnya minyak rem sehingga sistem pengereman kendaraan sulit dikontrol. Jika hal ini terjadi, ketika kendaraan melaju dan ingin berhenti, rem tidak dapat bekerja maksimal dan menyebabkan kendaraan sulit berhenti, sehingga dapat menyebabkan kecelakaan. Oleh karena itu, pengecekan minyak rem pada kendaraan sebelum digunakan, mutlak dilakukan.
Penyebab kedua rem blong adalah kualitas minyak rem yang buruk, sehingga mempengaruhi suhu pada saat melakukan pengereman. Jika suhunya terlalu tinggi atau di atas batas kewajaran maka pengereman tak berfungsi.
Baca juga: Dari delapan tewas di Tol Ciawi, tujuh pria satu wanita
Rem blong bisa juga dipengaruhi karena uap air yang masuk ke dalam sistem pengereman yang menyebabkan proses oksidasi yang dapat menyebabkan gangguan sistem pengereman. Uap air bisa menyebabkan minyak rem panas dan menyebabkan gangguan pada sistem pengereman, sehingga tekanan menurun dan rem tidak berfungsi.
Kebiasaan pengemudi yang sering menginjak pedal rem terlalu lama juga bisa menjadi penyebab rem blong, misalnya, sering melintasi kemacetan lalu lintas. Menginjak pedal rem terlalu lama secara terus menerus, menyebabkan kaliper panas dan pengereman tak berfungsi.
Kurang perawatan pengereman juga kerap menjadi penyebab rem blong. Sistem pengereman wajib rutin dicek dan diperhatikan kondisinya, bila terlihat kurang, segera diperbaiki.
Lalu apa yang harus dilakukan oleh pengemudi saat mengalami rem blong atau saat menginjak pedal rem tetapi sampai pol tetap tidak melambat atau tidak berhenti kendaraannya?
Pertama, jangan panik. Sikap panik tidak mengatasi masalah. Upayakan tetap tenang, sambil melakukan langkah-langkah mitigasi.
Kedua, menurunkan gigi persneling secara bertahap
Ketiga, menggunakan rem tangan dengan mengimbangi laju kecepatan. Saat kendaraan melaju kencang, dan terjadi rem blong, gunakan rem blong dengan mengangkat tuas secara proporsional, jangan langsung dihentakkan atau ditarik ke atas, untuk menghindari mobil terguling atau melenceng, apalagi untuk truk dengan jumlah ban yang banyak.
Keempat, jangan mematikan mesin, agar tidak mempersulit laju kendaraan, apalagi pada mobil yang memiliki fasilitas power steering.
Kelima, injak pedal rem sambil mengguncang-guncangkan, karena ada kalanya, rem blong berlangsung sesaat.
Keenam, arahkan kendaraan di sisi jalan yang kosong, atau berundak-undak meninggi, agar laju kendaraan berkurang. Sementara dalam peristiwa seperti di GT Ciawi 2, perlu diarahkan ke luar jalan tol.
Ketujuh, menyalakan lampu darurat (hazard) dan menekan klakson agak lama dan berulang, agar pengendara lain juga bisa mengantisipasi untuk menghindar.
Kemampuan atau keterampilan sopir dalam mengatasi rem blong memang merupakan keniscayaan. Pengawasan hal ini perlu dilakukan secara rutin sebagai langkah antisipasi dan pengamanan, apalagi bagi pengemudi mobil-mobil besar seperti truk tronton.
Semoga deretan panjang peristiwa kecelakaan lantaran rem blong bisa dieliminasi dengan pengecekan menyeluruh terhadap kondisi kendaraan dan dengan keterampilan mumpuni bila menghadapi rem blong.