Sukabumi, Jabar (ANTARA) - Puluhan relawan dan staf Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi mendapat pelatihan terkait pengurangan dan kajian risiko bencana yang merupakan Program Ketahanan Sekolah dan Komunitas atau School and Community Resilience (SCR).
"Kegiatan diselenggarakan selama empat hari dari 19-22 Januari 2025, namun untuk pelatihan dimulai pada Senin hingga Rabu di salah satu hotel di Kabupaten Sukabumi," kata Manajer Program SCR Anwar Assyubali di Sukabumi, Senin.
Menurut Anwar kegiatan ini untuk membekali kemampuan dan keahlian para relawan dan staf PMI Kabupaten Sukabumi dalam upaya pengurangan risiko bencana khususnya di Kabupaten Sukabumi.
Baca juga: Petugas gabungan gunakan perahu salurkan bantuan ke lokasi terisolasi di Sukabumi
Selain itu, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat dan pelajar (sekolah) tentang bagaimana aman saat terjadi bencana sehingga meminimalkan jumlah kerugian dan korban.
Adapun materi pelatihan yang diberikan berupa dasar kedaruratan bencana dari sisi tanggap darurat bencana, kerentanan bencana, Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dan lainnya.
Selama pelatihan, selain mendapatkan ilmu para relawan dan staf juga diwajibkan untuk melakukan praktik serta memberikan laporan kajian dari simulasi yang telah diberikan oleh para pelatih.
"Pelatihan ini untuk menjadikan mereka sebagai tenaga utama PMI Kabupaten Sukabumi, terutama dalam berkegiatan di masyarakat dan sekolah. Apalagi PMI dan Japanese Red Cross Society tengah melaksanakan Program SCR di Kabupaten Sukabumi," tambahnya.
Baca juga: PMI Sukabumi lakukan kajian risiko bencana gempa di masyarakat
Anwar mengatakan hasil dari pelatihan ini diharapkan para relawan mampu berinteraksi dengan masyarakat dan bisa menyampaikan informasi terkait kedaruratan bencana secara baik. Kegiatan ini merupakan awalan dan ke depan pun akan ada pembekalan lainnya terkait pengurangan risiko bencana di setiap kegiatan.
Di sisi lain, pada Program SCR ini, pihaknya menargetkan memiliki 13 desa dan delapan sekolah binaan terkait program pengurangan risiko bencana. Di mana mentor atau pendamping yang nantinya diterjunkan ke desa dan sekolah tersebut adalah relawan yang tengah mendapatkan pelatihan sekarang.