Bogor (Antara Megapolitan) - Sebanyak 300 pelajar SMP dan SMA Sekolah Madania yang berasal dari berbagai latar belakang suku dan agama berbeda tampil menyuarakan indahnya keberagaman secara lebih beragam melalui Festival Madania yang berlangsung di Aula Sekolah Madania, Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu.
Pertunjukkan seni teater dan musik itu bertajuk Stanza Madania untuk Indonesia berhasil memukau ratusan penonton yang merupakan tamu undangan serta para orang tua murid, dengan menggunakan pakaian tradisional dari seluruh daerah di Indonesia, dan menyanyikan lagu-lagu daerah secara apik,
"Konsep keberagaman yang dikemas dalam kegiatan ini tidak hanya menyentuh keberagaman secara horizontal, tetapi juga keberagaman secara vertikal," kata Direktur Sekolah Madania, Wahyuni Nafis.
Nafis mengatakan, apa yang ditampilkan oleh siswa Madania merupakan potret kecil dari kehidupan sehari-hari yang dijalani selama di sekolah. Sekolah Madania mengajarkan Kebhinekaan dimana pelajar berasal dari etnis, suku serta agama yang berbeda-beda namun menyatu dalam pendidikan.
Selama ini, lanjutnya, siswa dari kelas I sampai XII hidup dalam pluralisme dari berbagai etnis, suku dan agama apapun. Mereka belajar menyelami kebhinekaan tidak hanya sebagai konsep, tetapi dalam kehidupan sehar-hari.
"Seperti bagaimana ketika siswa muslim sedang berpuasa, pelajar nonmuslim belajar bagaimana bersikap, begitu pula sebaliknya," katanya.
Menurut Nafis, apa yang ditampilkan siswa Madania dalam pertunjukan teater, musik dan lukis merupakan gambaran kecil dari kehidupan sehari-hari para siswa yang mempelajari keberagaman secara lebih beragam melalui pendidikan.
"Ahli pendidikan mengatakan, pembentukan karakter yang efektif di pelajaran seni dan teater dan hari ini dibuktikan. Jadi anak-anak yang tadinya susah dilatih, dibawah komando pemandu lagu, semua menyatu dalam harmoni," katanya.
Cendikiawan Muslim, Prof Komaruddin Hidayat mengatakan, anak-anak Indonesia mulai kehilangan identitas lokalnya, yang terjadi saat ini lokalisasi.
"Upaya yang harus dilakukan saat ini adalah menyiapkan generasi mendatang yang mencintai kebhinekaan, sadar dan mempunyai pemahaman mengapresiasi keberagaman, kebhinekaan yang dinamis dan inovatif," kata Komaruddin yang juga Ketua Yayasan Pendidikan Paramadina.
Ia mengatakan, generasi muda Indonesia harus dibentuk untuk memiliki kebanggan terhadap bangsanya, sehingga ketika masuk dalam tataran globalisasi tidak bingung dan menjaga identitas daerahnya.
"Ini yang dilakukan Jepang, Korea dan Tiongkok, walaupun mereka sudah mencapai globalisasi, identitas diri mereka masih terjaga," kata mantan rektor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Festival Madania juga menampilkan pameran dan bazar yang diisi oleh para pelajar, mereka menampilkan hasil riset yang dilakukan selama satu bulan, lalu mendemonstrasikannya kepada pengunjung.
Pelajar Bogor Suarakan Keberagaman Lewat Festival Madania
Sabtu, 4 Februari 2017 20:20 WIB
Konsep keberagaman yang dikemas dalam kegiatan ini tidak hanya menyentuh keberagaman secara horizontal, tetapi juga keberagaman secara vertikal.