Karawang (ANTARA) - Anggota DPR RI Dedi Mulyadi menyampaikan pada momentum lebaran ini memaafkan jauh lebih berat dari pada meminta maaf.
"Sifat jelek itu bukan merasa salah, tapi merasa benar," kata Dedi dalam keterangannya di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Senin.
Ia mengatakan sekarang ini umat Islam di Tanah Air merayakan Hari Raya Idul Fitri 1443 H yang biasa digunakan oleh masyarakat sebagai momen saling memaafkan.
Baca juga: Dedi Mulyadi ingin undang penyanyi Tri Suaka dan Zinidin Zidan
Baca juga: Dedi Mulyadi duga kebocoran pendapatan parkir di Purwakarta capai miliaran rupiah
“Pada akhirnya perjalanan Ramadhan mengantarkan kita ke hari di mana harus bersih hatinya, memaafkan ke sesama dan mau meminta maaf,” kata dia.
Dikatakannya, seseorang yang merasa memiliki salah pasti meminta maaf. Berbeda dengan orang yang merasa paling benar sehingga selalu sulit untuk memaafkan.
“Sifat jelek itu bukan merasa salah, tapi merasa benar. Orang buruk bukan melakukan kesalahan, tapi orang buruk itu yang tidak mau mengakui kesalahan sehingga menganggap dirinya paling benar,” kata dia.
Baca juga: Dedi Mulyadi singgung mafia soal kelangkaan minyak goreng
Sifat tersebut bisa jadi ada pada orang yang memiliki pengetahuan, tapi tidak memiliki rasa dan tidak memiliki hati.
“Dampaknya orang memimpin tidak pakai hati, usaha tidak pakai hati, bangun rumah tidak pakai hati. Pemimpin tidak pakai hati membangun tanpa rasa humanis, berdagang tidak pakai hati akhirnya minyak ditimbun sampai mahal, membangun rumah tidak pakai hati akhirnya orang tidak diberi akses jalan dan tidak punya tetangga,” katanya.
Anggota DPR Dedi Mulyadi: Memaafkan lebih berat daripada meminta maaf
Senin, 2 Mei 2022 21:59 WIB