Bogor, (Antaranews Bogor) - Salah satu kandidat rektor Universitas Indonesia Prof Herry Purnomo menegaskan bahwa kontribusi perguruan tinggi itu di tingkat lokal harus diperkuat.

"Karena tidak ada negara yang kuat di tingkat global, tapi lemah di tingkat lokal," katanya di Bogor, Jawa Barat, Selasa.

Herry Purnomo adalah dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang terpilih dalam bursa salah satu calon rektor Universitas Indonesia (UI) masa bakti 2014-2019.

Berdasarkan laman http://pemilihanrektor.ui.ac.id/verifikasi/daftar-calon-rektor-terjaring ada sebanyak 25 kandidat yang terjaring dalam bursa calon rektor UI dimaksud.

Saat ini, kandidat masuk dalam fase uji publik, yang berlangsung hingga 14 Oktober mendatang.

Dalam fase uji publik itu, ia memaparkan pokok pikiran bertema "Tridharma Untuk Pembangunan Berkelanjutan dan Refleksi Diri" dengan tujuan untuk berbagi perspektif untuk meningkatkan peran UI di tingkat lokal, nasional dan global.

Terkait dengan sumbangsih perguruan tinggi di tingkat lokal yang harus diperkuat, ia memberi rujukan bahwa pengabdian pada masyarakat (PPM) harus berdasarkan pada hasil penelitian yang sudah terevaluasi.

Menurut dia sangat ideal kalau ada rujukan publikasi mereka sendiri di jurnal-jurnal terkemuka.

"Karena itu menjadi sangat penting punya PPM yang berbasis ilmiah sehingga menjadi pembelajaran bagi UI sendiri sebagai komunitas akademik," katanya.

Selain itu, kata dia, ragam hasil penelitian pada bidang pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan harus menjadi salah satu prioritas bagi PPM UI.

"PPM yang berkualitas dan memasukkan elemen inovasi adalah orientasi masa depan UI," katanya.

Untuk itu, kata dia, kerja sama lokal, nasional dan global merupakan keharusan untuk mendapatkan dana riset yang memadai dan kontinyu serta pengembangan fasilitas, infrastruktur dan kesejahteraan sivitas akademika UI.

Di samping itu, "Clones" UI di Sumatera, Kalimantan dan Papua bisa dijajaki dengan pemerintah daerah.

Selain itu, kata dia, lembaga donor global seperti DFID, GIZ, ACIAR, USAID, NORAD, Bank Dunia dan GEF harus menjadi mitra kerja.

Pada simpulan pemikirannya, Herry Purnomo menyatakan bahwa UI harus terus terlibat intensif dalam pembangunan daerah dan nasional yang berwawasan lingkungan.

Ia juga mengatakan kecenderungan global bahwa lingkungan harus dikorbankan untuk pertumbuhan ekonomi tidak harus diikuti semua daerah dan pulau di Indonesia.

Untuk itu, kata dia, keberhasilan UI dalam riset aksi dalam skala bentang alam dan pendekatan multipihak akan menjadi modal utama UI untuk memengaruhi kebijakan di tingkat lokal, nasional dan global.

"Riset harus menjadi `panglima` pengembangan UI. Riset memberikan umpan balik pada kurikulum dan landasan untuk aksi-aksi pengabdian dan pengembangan masyarakat," katanya.

Hasil riset, katanya, juga harus dipublikasikan di jurnal-jurnal terkemuka dunia sebagai pertanggunjawaban ilmiahnya serta kontribusi UI dalam pengembangan ilmu dan teknologi global.

Karenanya, kurikulum harus adaptif terhadap hasil riset dan tuntutan pasar untuk mampu menghasilkan sumberdaya manusia unggul yang dibutuhkan lingkungannya.

Ia menegaskan Tridharma adalah kontribusi UI terhadap publik dan sarana refleksi diri UI untuk setiap saat belajar menjadi lebih baik.

"Hanya mereka yang mampu belajar dan beradaptasi terhadap lingkungan yang kompleks dan dinamis yang mampu `survive`, membaik dan membesar. UI yang baik dan besar akan menjadi lokomotif Indonesia untuk mencapai visi 2025 yaitu mandiri, maju, adil dan makmur," katanya.

Selain itu, juga menjadi aktor penting dalam agenda-agenda global pembangunan berkelanjutan seperti "green economy", "sustainable development goals" (SDG) dan REDD+.

Pewarta: Andi Jauhari

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014