Sukabumi, (Antaranews Bogor) - Debit air yang terus menyusut, Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Wibawa Bumi Kota Sukabumi, Jawa Barat terpaksa melakukan penggiliran pasokan air untuk sekitar 8 ribu pelanggannya.

"Pemberian jatah air secara bergilir ini karena produksi air dari tiga sumber air milik PDAM yakni Cigadok, Batukarut dan Cinumpang sehingga terpaksa kami tidak bisa melayani distribusi air untuk seluruh pelanggan kami selama 24 jam," kata Kepala Bagian Produksi dan Distribusi PDAM Tirta Wibawa Bumi Kota Sukabumi, Toto Sucipto kepada Antara, Selasa.

Menurut Toto, pelanggan yang mendapatkan distribusi air secara bergiliran tersebut seperti untuk di Kota Sukabumi yakni Kecamatan Citamiang, Cibeureum, Cikole dan Warudoyong, kemudian untuk di wilayah Kabupaten Sukabumi antara lain Kecamatan Sukalarang dan Cisaat.

Namun, tidak seluruh pelanggan di kecamatan tersebut yang mendapatkan jatah air dengan cara digilir itu, karena ada sebagian pelanggan di daerah itu yang tetap bisa menggunakan air PDAM selama 24 jam penuh. Penggiliran ini dilakukan agar seluruh pelanggan bisa menikmati air bersih dari pihaknya.

"Kami belum mengetahui sampai kapan sistem distribusi ini akan diberlakukan, mungkin jika kondisi debit air di tiga sumber air PDAM sudah kembali normal maka seluruh pelanggan bisa menikmati air bersih dari kami selama 24 jam," tambahnya.

Sementara, Direktur Utama PDAM Tirta Wibawa Bumi Kota Sukabumi, Anton Rachman mengatakan untuk pelanggannya saat ini sebanyak 19.600 pelanggan yang tersebar di Kota dan Kabupaten Sukabumi. Pelanggan yang mendapatkan air secara bergilir ini bisa hanya mendapatkan air pada siang atau malam hari saja.

Maka dari itu, pihaknya mengimbau kepada warga yang menjadi pelanggannya agar bisa memanfaatkan air sebaik mungkin dan tidak menghambur-hamburkan air untuk kepentingan yang tidak penting, karena pihaknya memprediksi kemarau tahun ini akan panjang.

Dari data pihaknya sumber air di tiga daerah penangkapan air tersebut yakni Cinumpang, Cigadok dan Batu Karut sudah mengalami penurunan debit air mencapai 45 persen, seperti di Cinumpang produksi air yang normalnya mencapai 250 liter/detik saat ini hanya 200 liter/detik. Kemudian Cigadok normalnya 50 liter/detik untuk sekarang hanya 34 liter/detik dan Batu Karut saat ini hanya 69 liter/detik yang normalnya mencapai 150 liter/detik.

"Namun dari pantauan kami dengan kondisi adanya penurunan debit air ini, pelayanan air bersih terhadap pelanggan masih tertap bisa dipenuhi. Jika, air sudah benar-benar kering mungkin solusi yang kami jalankan adalah mengirim langsung air dengan truk tangki ke setiap pelanggan," katanya.*

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014