Bogor, (Antaranews Bogor) - Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Bogor Jawa Barat menangkal pergerakan Islami State of Iraq and Syria atau ISIS di kalangan pemuda dengan melakukan pembinaan internal dan sosialisasi tentang bahayanya organisasi tersebut.

"Sesuai fatwa yang dikeluarkan oleh DPP Muhammadiyah yang menolak ISIS sebagai gerakan Islam, karena radikal dan tidak sesuai ajaran Islam. Kami Pemuda Muhammadiyah juga meneruskan penolakan tersebut dan mencegah keberadaan gerakan tersebut di kalangan pemuda disini," kata Ketua Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Bogor, Nasikhudin, kepada Antara, di Bogor, Rabu.

Nasikhudin mengatakan, hingga saat ini pihak terus melakukan pembinaan internal kepada seluruh anggota Pemuda Muhammadiyah di setiap cabang.

Upaya pencegahan keberadaan ISIS di Kabupaten Bogor juga dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah dengan melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar.

"Kami sudah melakukan sosialisasi, kami juga belum melihat adanya pergerakan organisasi ini disini (Kabupaten Bogor," kata Nasikhudin.

Nasikhudin menyebutkan, penolakan ISIS oleh Muhammadiyah dinyatakan tegas. Begitu juga Pemuda Muhammadiyah telah mendeklarasikan diri menolak keberadaan organisasi radikal tersebut.

Terhadap ancaman keberadaan organisasi tersebut, manajemen PD Muhammadiyah Kabupaten Bogor menyebarkan Pernyataan Sikap Pimpinan Pusat Muhammadiyah terkait ISIS.

Dalam pernyataan sikap tersebut, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyebutkan ISIS sebagai gerakan politik radikal yang lahir sebagai reaksi atas situasi politik dalam negeri Irak dan Syiria.

ISIS bukanlah gerakan Islam, tetapi gerakan politik yang mengatasnamakan Islam untuk merebut kekuasaan politik di Irak dan Syriah. ISIS tidak ada hubungannya dengan persoalan politik di negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Dalam pernyataan sikap PP Muhammadiyah juga menyebutkan, cita-cita mendirikan khilaf Islam di bawah kepemimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi tidak memiliki akar teologis, ideologis dan historis yang kuat berdasarkan Alquran dan Sunnah yang sahih, serta pendapat ulama yang otoritatif.

Menurut pendapat Imam Syafi`i dan Ibnu Khaldun, setelah Khulafaur Rasyidun tidak ada lagi kekhalifahan di dalam Islam.

"ISIS ini berbahaya, karena dalam faham ia menyebutkan sebagai Sunni, padahal sudah menjurus kepada khowarit dan komunis. Tidak sesuai dengan Syariat Islam, karena menghalalkan pembunuhan," kata Pimpinan Tarjih PD Muhammadiyah Kabupaten Bogor, Asep Syaifuddin.

Asep menambahkan, untuk menangkal keberadaan gerakan ISIS ini, PD Muhammadiyah Kabupaten Bogor menggandeng sejumlah organisasi masyarakat untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentangan ideologi ISIS yang bukan bagian dari SUNNI dan adalah organisasi sesat.

"Masyarakat harus menolak adanya organisasi yang menyimpang ini. Berpeganglah pada Alquran dan Hadist, maka ini akan menyelamatkan kita dari kesesatan," kata Asep.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014