Karawang (Antaranews Bogor) - Dinas Pertanian Perkebunan Kehutanan dan Peternakan Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengimbau agar para petani membiasakan diri mandiri dengan menggunakan pupuk organik.

"Saat ini petani yang menggunakan pupuk organik masih minim. Padahal cukup banyak manfaat menggunakan pupuk organik itu," kata Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Kehutanan dan Peternakan setempat, Kadarisman, di Karawang, Minggu.

Minimnya penggunaan pupuk organik di kalangan petani itu terlihat dari rendahnya realisasi penggunaan pupuk. Pada tahun ini, dari pasokan pupuk organik subsidi sebanyak 6.206 kilogram, baru tersealisasi 1,35 persen.

Menurut dia, pasokan pupuk bersubsidi pada tahun ini berkurang dibandingkan dengan tahun lalu. Hal itu seiring dengan dikeluarkannya kebijakan subsidi pupuk pada APBN 2014 sebesar Rp18,047 triliun.

Subsidi tersebut digunakan untuk pengadaan pupuk sebanyak 7,778 juta ton. Subsidi tersebut dinilai hanya cukup memenuhi kebutuhan pupuk sampai bulan Oktober 2014.

Selanjutnya, agar bisa mencukupi kebutuhan sampai akhir Desember 2014, Kementerian Pertanian mengajukan tambahan anggaran Rp4,128 triliun untuk dituangkan dalam APBN Perubahan 2014.

Pada tahun lalu, pasokan pupuk bersubsidi untuk petani Karawang mencapai 54 ribu ton. Akibat kebijakan pengurangan anggaran subsidi pupuk, maka pasokan pupuk bersubsidi untuk petani Karawang pada tahun ini hanya mencapai 40 ribu ton.

"Munculnya kebijakan pemerintah terkait dengan subsidi pupuk itu, seharusnya bisa menjadi alasan petani untuk menggunakan pupuk organik," kata Kadarisman.

Diantara manfaat penggunaan pupuk organik ialah untuk menyuburkan areal sawah. Manfaat lain yang tidak terduga ialah bisa melipatgandakan hasil panen.

Ia menyatakan, sebagian besar areal persawahan di Karawang saat ini diistilahkan dalam keadaan sakit parah, karena sesuai dengan penelitian, kandungan organik dalam tanah hanya satu persen, sehingga organisme tidak mampu hidup.

Organisme hanya akan mampu hidup jika kandungan organiknya minimal tiga persen. Hal itu diperparah dengan penggunaan berbagai macam pupuk kimia dan pestisida yang merusak ekosistem tanah.

Diantara indikasi sakit parahnya lahan persawahan ditandai dengan kerasnya tanah tetapi mudah retak sehingga sulit menyimpan air.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014