Bogor, 14/2 (ANTARA) - Yayasan Pembela Tanah Air atau YAPETA menggelar sarasehan sehari di Museum PETA, Bogor, Selasa, untuk memperingati peristiwa pemberontakan Blitar yang dipimpin Soeprijadi tahun 1945.

"Acara sarasehan ini rutin kami selenggarakan tiap tahun untuk mengenang peristiwa penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia," kata Ketua YAPETA Tinton Soeprapto dalam acara yang dihadiri oleh para veteran dan keluarga veteran pejuang tersebut.

Sarasehan tersebut antara lain diisi dengan perbincangan mengenai sejarah PETA, mendengarkan kesaksian sejarah dari para veteran, hingga mengenai peran Yapeta di masa sekarang ini.

Sebelumnya, juga diadakan ziarah ke Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Tinton yang juga putra dari mantan prajurit PETA Soejatmo tersebut mengatakan, perisitwa perlawanan yang dilakukan oleh Shodanco Soeprijadi dan kawan-kawan terhadap penjajah Jepang di Blitar pada 14 Februari 1945 tersebut, telah menjadi inspirasi perjuangan rakyat di sejumlah daerah untuk kemerdekaan Indonesia.

"PETA adalah juga cikal bakal dari Barisan Keamanan Rakyat yang selanjutnya menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) sekarang," ucapnya.

Sementara itu, Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri yang hadir dalam pembukaan sarasehan tersebut mengatakan, semangat patriotisme serta heroik Shodanco Soeprijadi dan pasukan PETA tahun 1945 hendaknya menjadi inspirasi dalam membangun bangsa.

"Termasuk dalam membangun kembali rasa kesetiakawanan sosial di antara kita," katanya.

Ia mengingatkan bahwa banyak masalah sosial yang harus diatasi bangsa Indonesia. Di antaranya masih tingginya jumlah anak-anak dan lansia terlantar. Ada 4,9 juta anak terlantar, dan dua juta lansia terlantar di negeri ini.

"Masalah ini tidak bisa diatasi dengan anggara di APBN, tapi perlu dengan kesetiakawanan sosial di masyakakat kita," kata Mensos.

Teguh H

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012