Pemerintah Kabupaten Purwakarta Jawa Barat mengembangkan layanan perpustakaan berbasis digital dan bisa diakses melalui smartphone untuk meningkatkan minat baca masyarakat.
“Dengan aplikasi ini, maka membaca buku di perpustakaan daerah bisa dilakukan melalui smartphone,” kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah setempat, Mohamad Ramdhan, di Purwakarta, Rabu.
Baca juga: Purwakarta luncurkan Perpustakaan Digital
Layanan perpustakaan berbasis digital tersebut diberi nama Maranggi kepanjangan dari Maca Rame-rame Ngangge Digital.
Menurut dia, layanan Maranggi sengaja diluncurkan untuk memudahkan layanan perpustakaan, karena dengan layanan ini masyarakat terutama pelajar bisa mengakses buku bacaan melalui telepon selulernya masing-masing.
Dikatakannya untuk mengakses layanan ini cukup mudah masyarakat hanya tinggal mengunduh aplikasi E-Perpusda di smartphone.
“Layanan itu sudah bisa akses,” katanya.
Baca juga: Purwakarta canangkan pojok baca di pelosok desa
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengaku prihatin dengan perkembangan zaman, karena seiring berkembangnya teknologi penggemar baca buku semakin berkurang. Bahkan, saat ini budaya membaca nyaris dilupakan oleh generasi muda.
Data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia saat ini hanya di angka 0,001 persen. Angka tersebut, ternyata tak jauh beda dengan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2012 yang menunjukan bahwa masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi.
Hal tersebut yang mendasari pihaknya untuk terus membuat program sebagai bagian dari upaya melestarikan dan meningkatkan budaya baca di masyarakat. Salah satunya dengan memaksimalkan peran perpustakaan daerah (Perpusda).
Baca juga: Purwakarta akan kembangkan perpustakaan berbasis digital
Anne menyampaikan perpustakaan daerah kali ini dibuat dengan tema kekinian, mengusung konsep digital berbasis aplikasi. Jadi, perpustakaan tersebut dibuat dengan sistem digital (e-book) tanpa mengesampingkan buku konvesional.
“Saat ini di Perpusda telah tersedia dua tampilan, yakni buku yang ada bentuk fisiknya (konvensional). Serta, buku yang bisa diakses secara digital, baik melalui telepon selular, laptop ataupun komputer (e-book),” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020
“Dengan aplikasi ini, maka membaca buku di perpustakaan daerah bisa dilakukan melalui smartphone,” kata Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah setempat, Mohamad Ramdhan, di Purwakarta, Rabu.
Baca juga: Purwakarta luncurkan Perpustakaan Digital
Layanan perpustakaan berbasis digital tersebut diberi nama Maranggi kepanjangan dari Maca Rame-rame Ngangge Digital.
Menurut dia, layanan Maranggi sengaja diluncurkan untuk memudahkan layanan perpustakaan, karena dengan layanan ini masyarakat terutama pelajar bisa mengakses buku bacaan melalui telepon selulernya masing-masing.
Dikatakannya untuk mengakses layanan ini cukup mudah masyarakat hanya tinggal mengunduh aplikasi E-Perpusda di smartphone.
“Layanan itu sudah bisa akses,” katanya.
Baca juga: Purwakarta canangkan pojok baca di pelosok desa
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengaku prihatin dengan perkembangan zaman, karena seiring berkembangnya teknologi penggemar baca buku semakin berkurang. Bahkan, saat ini budaya membaca nyaris dilupakan oleh generasi muda.
Data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia saat ini hanya di angka 0,001 persen. Angka tersebut, ternyata tak jauh beda dengan yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2012 yang menunjukan bahwa masyarakat Indonesia belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi.
Hal tersebut yang mendasari pihaknya untuk terus membuat program sebagai bagian dari upaya melestarikan dan meningkatkan budaya baca di masyarakat. Salah satunya dengan memaksimalkan peran perpustakaan daerah (Perpusda).
Baca juga: Purwakarta akan kembangkan perpustakaan berbasis digital
Anne menyampaikan perpustakaan daerah kali ini dibuat dengan tema kekinian, mengusung konsep digital berbasis aplikasi. Jadi, perpustakaan tersebut dibuat dengan sistem digital (e-book) tanpa mengesampingkan buku konvesional.
“Saat ini di Perpusda telah tersedia dua tampilan, yakni buku yang ada bentuk fisiknya (konvensional). Serta, buku yang bisa diakses secara digital, baik melalui telepon selular, laptop ataupun komputer (e-book),” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2020