Sukabumi (Antaranews Bogor) - Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, Jawa Barat, mencatat sekitar 73,6 persen rumah tangga terpapar asap rokok akibat masih banyaknya warga yang mengisap rokok di dalam rumah.

"Data tersebut merupakan hasil survei yang dilakukan oleh seluruh puskesmas kepada rumah tangga yang ada di Kota Sukabumi. Dari data yang kami miliki, saat ini jumlah rumah tangga mencapai 70.109 rumah tangga yang tersebar di tujuh kecamatan," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Sukabumi, Rita Nenny kepada Antara, Minggu.

Menurut Rita, untuk prilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS pada kategori rumah tangga bebas rokok, warga Kota Sukabumi masih rendah atau ada di angkat 43 persen rumah tangga yang baru melaksanakan program tersebut.

Merokok dalam rumah ini sudah menjadi kebiasaan warga. Data ini didapat dari dari hasil survei yang dilakukan oleh para kader kesehatan dan petugas kesehatan.

Selain itu, akibat kebiasaan buruk ini pihaknya merasa cemas karena dalam setiap rumah tangga sudah dipastikan ada anak kecil yang ikut terpapar asap rokok tersebut. Bahayanya lagi mereka yang mengisap asap rokok secara pasif lebih bahaya terkena dampaknya yang bisa merusak kesehatan penghirupnya.

Bahkan dari data dunia, setiap harinya ada 300 ribu pecandu rokok yang meninggal dunia akibat kebiasaan tersebut. Namun untuk saat ini pihaknya belum memiliki data jumlah warga yang mengalami gangguan kesehatan atau meninggal dunia karena kecanduan rokok.

Namun, pihaknya kami akan melakukan pendataan berapa warga yang terganggu kesehatannya dan meninggal dunia akibat merokok.

"Kami pun sudah melakukan uji paru-paru terhadap pecandu rokok, penghirup rokok pasif dan warga yang tidak merokok. Hasilnya kondisi kesehatan mereka hampir sama, sebab asap rokok ini tidak hanya membahayakan pecandu saja, tetapi juga orang lain yang berada di lingkungannya. Maka dari itu, kami terus berupaya melakukan kegiatan antirokok agar Kota Sukabumi bisa bebas rokok dan warganya sehat," katanya.

Kepala Seksi Promosi Kesehatan Dinkes Kota Sukabumi, Luli Delawati mengatakan, pihaknya saat ini secara rutin melakukan survei kepada rumah tangga untuk mendata bagaimana tingkat kesehatan warga tersebut dan sejauh mana bebas dari paparan asap rokok di rumah dan lingkungannya.

"Untuk menekan angka pecandu rokok saat ini kami mempunyai berbagai program seperti membentuk detektif antirokok yang anggotanya berasal dari anak-anak pelajar SD dan SMP. Selain itu memberikan sosialisasi tentang bahaya merokok dan tidak merokok di sembarang tempat," kata Lulis.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014