Sukabumi (Antaranews Bogor) - Ribuan pedagang ayam di Kota dan Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mogok berjualan karena harga daging ayam potong yang terus melambung hingga 30 persen setiap kilogramnya.
"Kami mogok berjualan selama dua hari sampai tuntutan para pedagang direalisasika oleh pemerintah seperti menormalkan lagi harga ayam potong ini," kata koordinator pedagang ayam potong, Rudi Iskandar kepada Antara, Rabu.
Menurut Rudi, dengan harga ayam potong yang melonjak dagangannya tersebut menjadi tidak laris, sebab konsumen merasa keberatan dengan harga daging ayam yang saat ini mencapai Rp35 ribu/kg yang harga normalnya hanya Rp25 ribu sampai Rp27 ribu setiap kilogramnya. Sehingga dengan melambungnya harga ini banyak konsumen yang memilih lauk pauk lainnya yang harganya lebih murah.
Selain harganya yang mahal, pasokan ayam potong ini pun minim dan jika ada harga dari peternak atau distributornya sudah tinggi sehingga pedagang kesulitan menjual dagangannya tersebut, bahkan banyak pedagang yang seharian berjualan tidak ada konsumen yang membelinya karena keberatan dengan harganya. Lebih lanjut, jika harga daging ayam ini tidak kunjung turun atau tidak ada penjelasan kapan akan kembali normal maka mogok berjualan yang dialkukan oleh para pedagang akan lebih lama lagi.
"Tidak hanya konsumen yang keberatan dengan mahalnya harga daging ayam itu, kami pun sama keberatan karena bagaimanapun juga harga yang ditawarkan ke konsumen harus disesuaikan dengan kemampuan warga, apalagi di Sukabumi ekonomi masyarakatnya menengah ke bawah." tambahnya.
Rudi mengatakan pihaknya juga sudah berkonsultasi dengan para peternak dengan adanya harga daging ayam ini, namun jawaban dari peternak dan distributor kurang meyakinkan, mereka beralasan naiknya harga daging ayam potong ini disebabkan adanya kenaikan pakan dan Day Old Chick (DOC) atau anak ayam broiler. Namun, setelah ditelusuri ternyata baik pakam maupun DOC sampai saat ini tidak ada kenaikan harganya.
Selain itu, peternak juga beralasan minimnya pasokan ke pasar-pasar tradisional di Sukabumi karena banyak yang gagal panen, padahal setiap harinya puluhan ribu ekor ayam potong dikirim ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tengerang dan Bekasi atau Jabodetabek maupun Bandung.
Sementara seorang pedagang ayam potong di Pasar Trasdisional Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Suhendi menambahkan pihaknya merasa keberatan dengan mahalnya harga daging ayam yang menyebabkan jualannya tidak laris. Pihaknya juga meminta kepada pemerintah agar menjatuhkan sanksi kepada peternak dan distributor daging ayam yang sengaja menunda atau menimbun pasokan."Mendekati Ramadan sudah dipastikan harga ayam potong akan ikut naik, untuk itu sebelum Ramadan ini harga ayam potong bisa normal agar masyarakat tidak keberatan membeli dagangan kami ini," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014
"Kami mogok berjualan selama dua hari sampai tuntutan para pedagang direalisasika oleh pemerintah seperti menormalkan lagi harga ayam potong ini," kata koordinator pedagang ayam potong, Rudi Iskandar kepada Antara, Rabu.
Menurut Rudi, dengan harga ayam potong yang melonjak dagangannya tersebut menjadi tidak laris, sebab konsumen merasa keberatan dengan harga daging ayam yang saat ini mencapai Rp35 ribu/kg yang harga normalnya hanya Rp25 ribu sampai Rp27 ribu setiap kilogramnya. Sehingga dengan melambungnya harga ini banyak konsumen yang memilih lauk pauk lainnya yang harganya lebih murah.
Selain harganya yang mahal, pasokan ayam potong ini pun minim dan jika ada harga dari peternak atau distributornya sudah tinggi sehingga pedagang kesulitan menjual dagangannya tersebut, bahkan banyak pedagang yang seharian berjualan tidak ada konsumen yang membelinya karena keberatan dengan harganya. Lebih lanjut, jika harga daging ayam ini tidak kunjung turun atau tidak ada penjelasan kapan akan kembali normal maka mogok berjualan yang dialkukan oleh para pedagang akan lebih lama lagi.
"Tidak hanya konsumen yang keberatan dengan mahalnya harga daging ayam itu, kami pun sama keberatan karena bagaimanapun juga harga yang ditawarkan ke konsumen harus disesuaikan dengan kemampuan warga, apalagi di Sukabumi ekonomi masyarakatnya menengah ke bawah." tambahnya.
Rudi mengatakan pihaknya juga sudah berkonsultasi dengan para peternak dengan adanya harga daging ayam ini, namun jawaban dari peternak dan distributor kurang meyakinkan, mereka beralasan naiknya harga daging ayam potong ini disebabkan adanya kenaikan pakan dan Day Old Chick (DOC) atau anak ayam broiler. Namun, setelah ditelusuri ternyata baik pakam maupun DOC sampai saat ini tidak ada kenaikan harganya.
Selain itu, peternak juga beralasan minimnya pasokan ke pasar-pasar tradisional di Sukabumi karena banyak yang gagal panen, padahal setiap harinya puluhan ribu ekor ayam potong dikirim ke wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tengerang dan Bekasi atau Jabodetabek maupun Bandung.
Sementara seorang pedagang ayam potong di Pasar Trasdisional Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Suhendi menambahkan pihaknya merasa keberatan dengan mahalnya harga daging ayam yang menyebabkan jualannya tidak laris. Pihaknya juga meminta kepada pemerintah agar menjatuhkan sanksi kepada peternak dan distributor daging ayam yang sengaja menunda atau menimbun pasokan."Mendekati Ramadan sudah dipastikan harga ayam potong akan ikut naik, untuk itu sebelum Ramadan ini harga ayam potong bisa normal agar masyarakat tidak keberatan membeli dagangan kami ini," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014