Jakarta (Antaranews Bogor) - Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Muhammad M. Banapon yang menyebut diri sebagai "anak pulau" siap memperjuangkan kesejahteraan nelayan di Provinsi Maluku Utara melalui berbagai program kemitraan, baik dengan pemerintah maupun dunia usaha.
"Dengan basis sumber daya alam (SDA) kelautan dan perikanan yang tersebar di pulau-pulau kecil, sudah seharusnya kesejahteraan nelayan di seluruh Malut dapat ditingkatkan," katanya saat menghubungi Antara dari Ternate, Maluku Utara, Kamis.
Menurut Ama Banapon--panggilan karib Muhammad M. Banapon, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Malut--yang menyelesaikan program master (S-2) Program Studi Ekonomi Sumberdaya Kelautan Tropika Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat, sejak awal "blusukan" ke pulau-pulau kecil pada pertengahan Maret hingga awal April, selama berinteraksi dengan rakyat aspirasi yang dikumpulkan adalah harapan kesejahteraan lebih baik.
Oleh karena itu, dirinya sudah bertekad akan membantu memfasilitasi kemitraan usaha nelayan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan BUMN PT Perikanan Nusantara (Persero).
Selain itu, juga menggandeng pemerintah provinsi dan kabupaten/kota se-Malut.
Ia menjelaskan bahwa kerja sama berupa nota kesepahaman (MoU) antara KKP dan Perikanan Nusantara telah dilakukan pada tanggal 20 Maret 2014.
Ama Banapon yang juga Ketua Yayasan Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (YP2MI) menambahkan bahwa saat ini pihaknya sebagai fasilitator penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat nelayan di Indonesia sedang mengupayakan tindak lanjut MoU Pemda-KKP dan Perikanan Nusantara.
Terkait dengan posisi Malut yang berbasis kelautan, pihaknya menggandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) menyiapkan Festival Kieraha Internasional.
"Festival akan diselenggarakan pada bulan September 2014 sebagai sebuah `event` internasional untuk mempromosikan wisata bahari di Malut dan KTI (Kawasan Timur Indonesia)," kata mantan dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Program Studi Budi Daya Perairan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate itu.
Rapat koordinasi mengenai "event" itu, katanya, telah dilakukan dengan Kemenparekraf dan Pemda se-Malut, yang pada bulan April juga disiapkan rencana diskusi kelompok terfokus (FGD).
Selain itu, katanya, tidak kalah pentingnya adalah memberikan akses pendidikan bagi sumber daya manusia (SDM) kepada masyarakat di Malut.
"Tentu saya juga akan membantu masyarakat di Malut untuk mendapat program beasiswa Bidik Misi di Ditjen Dikti Kemdikbud," demikian Ama Banapon.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014
"Dengan basis sumber daya alam (SDA) kelautan dan perikanan yang tersebar di pulau-pulau kecil, sudah seharusnya kesejahteraan nelayan di seluruh Malut dapat ditingkatkan," katanya saat menghubungi Antara dari Ternate, Maluku Utara, Kamis.
Menurut Ama Banapon--panggilan karib Muhammad M. Banapon, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Malut--yang menyelesaikan program master (S-2) Program Studi Ekonomi Sumberdaya Kelautan Tropika Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat, sejak awal "blusukan" ke pulau-pulau kecil pada pertengahan Maret hingga awal April, selama berinteraksi dengan rakyat aspirasi yang dikumpulkan adalah harapan kesejahteraan lebih baik.
Oleh karena itu, dirinya sudah bertekad akan membantu memfasilitasi kemitraan usaha nelayan dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan BUMN PT Perikanan Nusantara (Persero).
Selain itu, juga menggandeng pemerintah provinsi dan kabupaten/kota se-Malut.
Ia menjelaskan bahwa kerja sama berupa nota kesepahaman (MoU) antara KKP dan Perikanan Nusantara telah dilakukan pada tanggal 20 Maret 2014.
Ama Banapon yang juga Ketua Yayasan Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia (YP2MI) menambahkan bahwa saat ini pihaknya sebagai fasilitator penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat nelayan di Indonesia sedang mengupayakan tindak lanjut MoU Pemda-KKP dan Perikanan Nusantara.
Terkait dengan posisi Malut yang berbasis kelautan, pihaknya menggandeng Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) menyiapkan Festival Kieraha Internasional.
"Festival akan diselenggarakan pada bulan September 2014 sebagai sebuah `event` internasional untuk mempromosikan wisata bahari di Malut dan KTI (Kawasan Timur Indonesia)," kata mantan dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Program Studi Budi Daya Perairan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate itu.
Rapat koordinasi mengenai "event" itu, katanya, telah dilakukan dengan Kemenparekraf dan Pemda se-Malut, yang pada bulan April juga disiapkan rencana diskusi kelompok terfokus (FGD).
Selain itu, katanya, tidak kalah pentingnya adalah memberikan akses pendidikan bagi sumber daya manusia (SDM) kepada masyarakat di Malut.
"Tentu saya juga akan membantu masyarakat di Malut untuk mendapat program beasiswa Bidik Misi di Ditjen Dikti Kemdikbud," demikian Ama Banapon.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2014