Tim Laboratorium dari Perusahaan Umum Jasa Tirta (PJT) II Jatiluhur memeriksa kondisi air Sungai Cilamaya Kabupaten Karawang, Jawa Barat, yang sudah tercemar selama lebih dari 14 tahun terakhir.
"Pengambilan sampel air sudah dilakukan di beberapa titik pada Jumat (4/10)," kata Asisten Manajer Laboratorium PJT II Jatiluhur, Leni Mulyani, di Purwakarta, Minggu.
Baca juga: Tim bersih sungai akan dibentuk Pemprov Jabar atasi pencemaran
Kondisi air Sungai Cilamaya saat musim kemarau cukup memprihatinkan, berwarna hitam pekat dan mengeluarkan bau tak sedap. Diduga air sungai itu tercemar, sehingga dilakukan pemeriksaan melalui uji laboratorium.
Menurut dia, pihaknya memeriksa kondisi air Sungai Cilamaya melalui uji laboratorium setelah diminta Anggota DPR RI Dedi Mulyadi dan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana.
"Secara kasat mata, air Sungai Cilamaya itu tidak layak untuk konsumsi, karena warnanya hitam dan baunya menyengat," kata Leni.
Baca juga: Dedi Mulyadi siap gugat" class action" atas pencemaran Sungai Cilamaya
Ia mengaku telah mengambil sampel air di sejumlah titik, dari hulu ke hilir.
Dikatakan, pihaknya hanya melakukan pengambilan sampel dan mengukur derajat keasaman air (pH) dan suhunya.
"Derajat keasamaannya, berada di titik 7,9. Sedangkan suhunya, mencapai 32 derajat," kata dia.
Baca juga: Anggota DPRD Jabar desak proses hukum perusahaan nakal yang cemari sungai
Ia menjelaskan, merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001, tentang Parameter Kualitas Sungai, disebutkan kalau derajat keasaman dan suhu dari hasil pengambilan sampel air Sungai Cilamaya itu kondisinya masih normal.
"Kadar pH air itu normalnya dari 6 hingga 9. Sedangkan, hasil pengukuran ini, derajat keasaman air Sungai Cilamaya, berada di titik 7,9," kata dia.
Tetapi, katanya, pihaknya juga akan memeriksa komponen lain. Karena, untuk mengukur kualitas air ini, ada 33 parameter yang menjadi rujukan.
Hasil dari 33 parameter itu harus melalui uji laboratorium dan baru bisa diketahui 10 hari kerja ke depan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Pengambilan sampel air sudah dilakukan di beberapa titik pada Jumat (4/10)," kata Asisten Manajer Laboratorium PJT II Jatiluhur, Leni Mulyani, di Purwakarta, Minggu.
Baca juga: Tim bersih sungai akan dibentuk Pemprov Jabar atasi pencemaran
Kondisi air Sungai Cilamaya saat musim kemarau cukup memprihatinkan, berwarna hitam pekat dan mengeluarkan bau tak sedap. Diduga air sungai itu tercemar, sehingga dilakukan pemeriksaan melalui uji laboratorium.
Menurut dia, pihaknya memeriksa kondisi air Sungai Cilamaya melalui uji laboratorium setelah diminta Anggota DPR RI Dedi Mulyadi dan Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana.
"Secara kasat mata, air Sungai Cilamaya itu tidak layak untuk konsumsi, karena warnanya hitam dan baunya menyengat," kata Leni.
Baca juga: Dedi Mulyadi siap gugat" class action" atas pencemaran Sungai Cilamaya
Ia mengaku telah mengambil sampel air di sejumlah titik, dari hulu ke hilir.
Dikatakan, pihaknya hanya melakukan pengambilan sampel dan mengukur derajat keasaman air (pH) dan suhunya.
"Derajat keasamaannya, berada di titik 7,9. Sedangkan suhunya, mencapai 32 derajat," kata dia.
Baca juga: Anggota DPRD Jabar desak proses hukum perusahaan nakal yang cemari sungai
Ia menjelaskan, merujuk pada Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001, tentang Parameter Kualitas Sungai, disebutkan kalau derajat keasaman dan suhu dari hasil pengambilan sampel air Sungai Cilamaya itu kondisinya masih normal.
"Kadar pH air itu normalnya dari 6 hingga 9. Sedangkan, hasil pengukuran ini, derajat keasaman air Sungai Cilamaya, berada di titik 7,9," kata dia.
Tetapi, katanya, pihaknya juga akan memeriksa komponen lain. Karena, untuk mengukur kualitas air ini, ada 33 parameter yang menjadi rujukan.
Hasil dari 33 parameter itu harus melalui uji laboratorium dan baru bisa diketahui 10 hari kerja ke depan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019