Bogor (Antaranews Bogor) - Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat, Provinsi Lampung berencana akan mengembangkan budidaya Kelapa Kopyor hasil penelitian Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dari sektor agronomi.

Rencana tersebut terungkap dalam kunjungan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat ke kampus IPB dengan menemui peneliti kelapa kopyor Profesor Dr Ir Sudarsono, M.Sc, Sabtu.

"Sesuai dengan visi dan misi pembangunan Bupati Tulang Bawang Barat, percepatan pembangunan secara simultan, mendorong peningkatan sektor pertanian menjadi salah satu tujuan studi banding kami ke IPB untuk mengetahui secara akademik dan praktek pengembangan kelapa Kopyor," ujar Asisten II Bidang Ekonomi Pembangunan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat, Syakib Arsalan.

Syakib menyebutkan, pihaknya melakukan studi banding ke sejumlah wilayah dimulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Untuk Jawa Barat, mereka melakukan kunjungan ke IPB guna mempelajari dan mengenal pengelolaan Kelapa Kopyor.

Menurut Syakib, dalam kunjungan tersebut, rombongan Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat mengikutsertakan sejumlah kepada dinas terkait diantaranya, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan dan Perikanan, Dinas Pendidikan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pariwisata termasuk didalamnya Ketua DPRD Tulang Bawang Barat.

"Keikutsertaan seluruh kepala dinas dan unsur DPRD ini dengan harapan dapat melihat potensi apa saja yang bisa dikembangkan di Tulang Bawang Barat. Salah satunya Kelapa Kopyor hasil temuan IPB bisa dikembangkan di kampung kami," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, peneliti Kelapa Kopyor IPB, Profesor Dr Ir Sudarsono, M.Sc menyampaikan secara singkat sejarah dan potensi pengembangan kelapa bulan tersebut kepada rombongan tamu Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang.

Profesor Sudarsono menyampaikan, Kelapa Kopyor lebih dikenal kelapa bulan yang pada masanya tidak terlalu dimanfaatkan masyarakat karena dianggap sebagai kelapa yang rusak atau tidak bisa dimanfaatkan untuk kopra.

"Tapi oleh masyarakat Jawa, kelapa kopyor ini dikonsumsi sebagai minuman, sehingga kualitas kelapa kopyor menjadi meningkat," kata Profesor Sudarsono.

Dari segi ekonomi, lanjut Profesor Sudarsono, kelapa kopyor memiliki harga jual tinggi dibanding kelapa biasa, yakni berkisar antara Rp25.000 hingga Rp30.000 untuk satu kelapa.

Tingginya permintaan akan Kelapa Kopyor ini, membuat masyarakat di Pati mengembangkan kelapa kopyor untuk diproduksi secara berjemaah di satu perkampungan. Namun, jumlah tersebut tidak mencukupi permintaan yang ada.

Kelapa Kopyor selain sebagai minuman segar masyarakat, juga digunakan oleh perusahaan Ice Cream terkenal untuk diprodusksi sehingga menodorng peningkatan jumlah kebutuhan kelapa tersebut.

IPB telah mengembangkan budidaya Kelapa Kopyor dengan cara kultur jaringan menghasilkan satu tanaman yang berbuah kopyor dalam satu pohon.

Menurut Profesor Sudarsono, Kelapa Kopyor sangat berpotensi untuk dikembangkan, selain tingkat kebutuhannya yang tinggi di kalangan masyarakat, dari segi tanamannya mudah ditanam dan cepat produksi yakni dalam waktu 2 hingga 3 tahun telah berbuah.

Saat ini, lanjut dia, sudah ada beberapa daerah yang bekerjasama dengan IPB dalam mengembangkan budidaya Kelapa Kopyor yakni Pati, Kalianda Provinsi Lampung Selatan, Banten dan Sumenep.

"Potensi pengembangan Kelapa Kopyor sangat besar sekali. Saat ini permintaan pasar yang sebanyak 10.000 hingga 20.000 butir perminggu belum terpenuhi, stok buah kopyor di sentral produksi juga belum mencukupi," ujar Profesor.

Menanggapi peluang potensi pengembangan Kelapa Kopyor di daerah, Kepala Dinas Pertanian Tulang Bawang Barat, Abdul Sani menyebutkan, saat ini sudah ada 100 tanaman Kopyor yang di tanam di wilayahnya sebagai permulaan pengembangan budidaya kelapa tersebut.

"Kami memang ingin mengembangkan budidaya kelapa kopyor ini, karena kami ingin sekali menjadikan Tulang Bawang Barat memiliki ciri tersendiri agar dikenal masyarakat luas. Tulang Barang Barat memang memiliki potensi agrowisata, dengan adanya Kelapa Kopyor dapat lebih mengenalkan kami ke masyarakat luas," ujarnya.

Pewarta: Oleh Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013