Sehari pascatawuran warga di Manggarai, Jakarta Selatan, Kamis, Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Jayakarta ditutup oleh warga dengan alasan mencegah terjadinya bentrokan susulan.

Jembatan membentang sepanjang 40 meter di atas Kali Ciliwung itu menghubungkan pemukiman Menteng Tenggulun, Jakarta Pusat dengan Jalan Sultan Agung, Manggarai, Jakarta Selatan.

Pintu pagar yang ada di dua sisi wilayah itu ditutup dan diikat dengan kawat sehingga warga tidak bisa melintas.

Baca juga: Perjalanan KRL kembali normal setelah gangguan akibat tawuran

JPO yang dibangun oleh Pemprov DKI Jakarta ini biasanya dibuka setiap hari dan baru ditutup sekitar pukul 23.00 WIB.

"Imbas kemarin, jadi pagar ditutup sama warga diikat pakai kawat, katanya cegah supaya enggak ada yang coba-coba masuk," kata petugas Pospol Subsektor Pondok Rumput, Aiptu Dhani saat ditemui di Pospol Subsektor Pondok Rumput.

Sejak dibangun JPO Jayakarta jadi alternatif warga untuk melintas dan beraktivitas jalan kaki. Selain JPO ini, ada jembatan lain yang cukup besar bisa dilalui kendaraan bermotor hanya saja jaraknya cukup jauh dari Pondok Rumput.

Akibat penutupan jembatan ini warga terpaksa menggunakan akses jalan lain yang berada cukup jauh. Tak jarang ada juga warga yang nekat melintas dengan cara memanjat pagar dan pintu JPO yang berwarna putih tersebut.

"Pak itu jembatannya ditutup yah, tapi saya boleh lewat ya pak, kejauhan kalau lewat jalan lain," kata salah satu pelajar saat minta izin ke petugas di Pospol Subsektor Pondok Rumput.
JPO Jayakarta menghubungkan wilayah Menteng Tenggulun, Jakarta Pusat dengan Jalan Sultan Agung, Manggarai ditutup oleh warga pascatawuran di Manggarai, Kamis (5/9/2019) (ANTARA/Laily Rahmawaty)
Petugas tidak menyarankan mereka menggunakan JPO yang sedang ditutup tersebut, tetapi jika ingin melintas dengan hati-hati dipersilahkan.

Sehari sebelumnya, Rabu (4/9) di JPO Jakarta sempat terjadi tawuran antar warga yang terlibat saling serang dengan batu dan juga membawa senjata tajam seperti samurai serta celurit.

Tawuran ini melibatkan tiga kelompok warga yakni warga Tambak, Jakarta Pusat bersama warga Megazen, Tebet, bersama-sama menyerang warga Menteng Tenggulun, Jakarta Pusat.

Belum diketahui pasti penyebab tawuran, informasi yang berkembang di masyarakat bahwa dua kelompok warga yakni Tambak Jakarta Pusat dan Meteng Tenggulun sudah lama bermusuhan.

Karena tidak akur, kadang hanya dikarenakan persoalan sepele seperti saling ledek di sosial media warga pun berani saling serang.

Sehari sebelum pecah tawuran, Selasa (3/9) antara kedua warga sudah saling bersiap-siap untuk menyerang. Awalnya warga berkumpul di bawah kolong rel kereta api dekat Terminal Manggarai.

Warga sempat dibubarkan oleh aparat kepolisian setempat dibantu Satpol PP. Tapi sehari berikutnya (Rabu-red) warga dengan jumlah lebih besar berkumpul dan saling serang.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : M Fikri Setiawan


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019