Dinas Pertanian dan Perikanan Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, memproyeksikan tren berkurban pada kesempatan Idul Adha yang akan jatuh pada Minggu (11/08) mendatang meningkat tajam.

"Namun sayangnya peningkatan jumlah warga yang berkurban itu tidak berbanding lurus dengan peminat tenaga medis dokter hewan," kata Kepala Distanikan Kota Bekasi, Momon Sulaeman di Plaza Wali Kota Bekasi, Selasa.

Momon mencatat pada tahun 2014 lalu jumlah hewan kurban yang dipotong mencapai 21.065 ekor, naik di tahun 2015 menjadi 21.804 ekor lalu di tahun 2016 melejit menjadi 25.618 ekor.

Tahun berikutnya kembali naik menjadi 26.432 ekor dan terakhir pada 2018 lalu ada 35.000 hewan kurban yang disembelih.

"Tren hewan yang dipotong setiap tahun memang selalu bertambah. Ini menunjukkan tingkat perekonomian masyarakat membaik dan kesadaran mereka untuk merayakan Idul Adha dengan berkurban juga meningkat," katanya.

Baca juga: Dispernakan Bekasi waspadai hewan kurban dari luar daerah

Momon menyayangkan kenaikan jumlah hewan kurban tidak berbanding lurus dengan ketersediaan tenaga medis dokter hewan di wilayahnya. Buktinya dari tahun ke tahun kini baru ada lima dokter hewan yang ada di Kota Bekasi.

Saat ini pihaknya masih berupaya semaksimal mungkin untuk memenuhi standar kesehatan hewan kurban melalui tenaga medis sebab angka hewan yang dipotong telah mencapai puluhan ribu.

"Ini yang sedang kami upayakan untuk meningkatkan kuantitas SDM dokter hewan di Kota Bekasi," katanya.

Pemerintah daerah melakukan empat upaya untuk mengantisipasi kekurangan dokter hewan tersebut, yakni melalui usulan tenaga dokter hewan ke Wali Kota Bekasi dan melatih tenaga kelurahan menjadi tenaga kesehatan hewan.

Kemudian bekerja sama dengan Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) dalam melakukan pelayanan kesehatan serta merekrut tenaga dokter hewan mandiri.

"Empat upaya itu sudah kami laksanakan, dan tahun ini kan jadi ada lima dokter hewan. Artinya bertambah dan terus akan kami upayakan meningkat minimal 15 tenaga medis dokter hewan," katanya.

Baca juga: Kota Bekasi butuh tambahan dokter hewan

Momon mengaku pemerintah daerah telah menerjunkan petugas untuk melakukan pengecekan terhadap hewan kurban tersebut. Hewan kurban yang hendak dijual patut diperiksa kesehatannya sebab jika tidak diperiksa dikhawatirkan menimbulkan penyakit bagi masyarakat yang mengonsumsinya.

Menurut dia ada empat jenis penyakit yang kerap menyerang hewan kurban, yakni semi katarak atau pink eye, kudis atau scabies pada kambing, cacing hati pada sapi atau fasciolosis serta pilek atau rhinitis akibat terserang virus.

"Keempat penyakit itu paling sering menyerang hewan kurban dan penyebabnya sangat bervariasi," ujarnya.

Dari sejumlah penyebab penyakit hewan kurban yang paling dominan adalah lingkungan yang jorok. Pemilik harus rutin membersihkan kandang hewan setiap hari dan selalu berupaya menjauhkan makanan ternak dengan feses yang dibuang hewan.

"Jangan sampai rumput yang hendak dimakan tercemar oleh fesesnya sendiri," kata Momon.

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019