Dinas Pangan, Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, optimistis bisa mencapai target tanam padi meski pada tahun ini diprediksi akan terjadi kemarau panjang.
"Kami optimistis target tanam padi tercapai tahun ini," kata Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perkebunan setempat Agus Rachlan Suherlan, di Purwakarta, Senin.
Dikatakannya, tahun ini target tanam padi di Purwakarta mencapai 40 ribu hektare. Hingga kini realisasinya sudah mencapai 32 ribu hektare.
Atas hal tersebut pihaknya optimistis bisa mencapai target tanam.
"Mudah-mudahan sisa target tanam itu bisa tercapai sampai akhir tahun ini. Walaupun musim kemarau sekarang sangat panas sehingga lahan tadah hujan itu kesulitan air, tapi kita lihat semangat para petani kita terus berupaya," kata Agus.
Sementara itu, pada musim kemarau tahun ini pihaknya mengantisipasi dengan pompanisasi.
Selain itu juga melakukan antisipasi dengan memanfaatkan sumber air bekas galian tambang golongan C, untuk mengairi areal pesawahan.
Catatan Dinas Pangan, Pertanian dan Perkebunan Purwakarta, areal persawahan yang terancam kekurangan air pada musim kemarau tahun ini mencapai 1.200 hektare. Tapi pihak dinas memprioritaskan lahan yang telah ditanami untuk diselamatkan dari ancaman kekeringan, sekitar 700 hektare.
Menurut Agus, dari luas baku lahan mencapai 18.000 hektare, terdapat 10.000 hektare di antaranya merupakan wilayah jangkauan irigasi semi teknis. Itupun bersumber dari mata air setempat. Sementara, sisa lahan lainnya termasuk tadah hujan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Kami optimistis target tanam padi tercapai tahun ini," kata Kepala Dinas Pangan Pertanian dan Perkebunan setempat Agus Rachlan Suherlan, di Purwakarta, Senin.
Dikatakannya, tahun ini target tanam padi di Purwakarta mencapai 40 ribu hektare. Hingga kini realisasinya sudah mencapai 32 ribu hektare.
Atas hal tersebut pihaknya optimistis bisa mencapai target tanam.
"Mudah-mudahan sisa target tanam itu bisa tercapai sampai akhir tahun ini. Walaupun musim kemarau sekarang sangat panas sehingga lahan tadah hujan itu kesulitan air, tapi kita lihat semangat para petani kita terus berupaya," kata Agus.
Sementara itu, pada musim kemarau tahun ini pihaknya mengantisipasi dengan pompanisasi.
Selain itu juga melakukan antisipasi dengan memanfaatkan sumber air bekas galian tambang golongan C, untuk mengairi areal pesawahan.
Catatan Dinas Pangan, Pertanian dan Perkebunan Purwakarta, areal persawahan yang terancam kekurangan air pada musim kemarau tahun ini mencapai 1.200 hektare. Tapi pihak dinas memprioritaskan lahan yang telah ditanami untuk diselamatkan dari ancaman kekeringan, sekitar 700 hektare.
Menurut Agus, dari luas baku lahan mencapai 18.000 hektare, terdapat 10.000 hektare di antaranya merupakan wilayah jangkauan irigasi semi teknis. Itupun bersumber dari mata air setempat. Sementara, sisa lahan lainnya termasuk tadah hujan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019