Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa diprediksi menguat namun relatif terbatas.
Pada pukul 10.07 WIB, rupiah menguat 2 poin atau 0,01 persen menjadi Rp13.918 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp13.920 per dolar AS.
"Pagi ini mata uang kuat Asia yen dan dolar Singapura dibuka menguat terhadap US Dolar yang bisa menjadi sentimen penguatan rupiah hari ini. Kemungkinan rupiah akan menguat terbatas," kata ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa.
Lana memprediksi hari ini rupiah akan menguat di kisaran Rp13.900 per dolar AS hingga Rp13.920 per dolar AS.
Sentimen positif bagi rupiah yaitu neraca perdagangan Juni 2019 yang tercatat surplus sebesar 196 juta dolar AS dengan nilai ekspor sebesar 11,8 miliar dolar AS dan impor sebesar 11,6 miliar dolar AS.
Kinerja Juni ini membuat neraca perdagangan selama triwulan kedua, dari April sampai Juni, tercatat defisit sebesar 1,87 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan defisit pada periode yang sama tahun 2018 yang sebesar 1,46 miliar dolar AS.
"Dengan defisit yang membesar ini kemungkinan defisit transaksi berjalan pada Q2-2019 ini lebih besar dari Q2-2018 yang tercatat sebesar 3,04 persen dari PDB," kata Lana.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp13.925 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.970 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
Pada pukul 10.07 WIB, rupiah menguat 2 poin atau 0,01 persen menjadi Rp13.918 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp13.920 per dolar AS.
"Pagi ini mata uang kuat Asia yen dan dolar Singapura dibuka menguat terhadap US Dolar yang bisa menjadi sentimen penguatan rupiah hari ini. Kemungkinan rupiah akan menguat terbatas," kata ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih di Jakarta, Selasa.
Lana memprediksi hari ini rupiah akan menguat di kisaran Rp13.900 per dolar AS hingga Rp13.920 per dolar AS.
Sentimen positif bagi rupiah yaitu neraca perdagangan Juni 2019 yang tercatat surplus sebesar 196 juta dolar AS dengan nilai ekspor sebesar 11,8 miliar dolar AS dan impor sebesar 11,6 miliar dolar AS.
Kinerja Juni ini membuat neraca perdagangan selama triwulan kedua, dari April sampai Juni, tercatat defisit sebesar 1,87 miliar dolar AS, lebih tinggi dibandingkan defisit pada periode yang sama tahun 2018 yang sebesar 1,46 miliar dolar AS.
"Dengan defisit yang membesar ini kemungkinan defisit transaksi berjalan pada Q2-2019 ini lebih besar dari Q2-2018 yang tercatat sebesar 3,04 persen dari PDB," kata Lana.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Selasa ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp13.925 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp13.970 per dolar AS.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019