Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meminta Kabupaten Bogor, Jawa Barat maksimal dalam mengelola sampah, mengingat jumlah penduduknya terbanyak di tingkat kota/kabupaten, yakni 5,8 juta jiwa.
"Timbulan sampah kita, 0,7 kilogram per orang per hari. Kita tahu isu sampah semakin luar biasa, Indonesia katanya jadi kontributor pembuang sampah terbesar kedua di laut," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah dan B3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, saat berkunjung ke tempat pengolahan sampah "Reduce, Reuse dan Recycle" (3R) di Kawasan Sentul City, Babakan Madang Kabupaten Bogor, Jumat.
Ia menjelaskan, Kabupaten Bogor bersama daerah lainnya di Indonesia perlu mencapai target yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 97 tahun 2017, yaitu mengurangi sampah 30 persen dan mengatasi sampah 70 persen di tahun 2025.
"Dengan tercapainya target itu, 100 persen sampah terkelola," ujarnya.
Di samping itu, ia mengapresiasi pengembang kawasan Sentul City karena menyediakan tempat pengelolaan sampah 3R bernama Sentul City Recycle Center (SCRC).
Setelah dibangunnya tempat pengelolaan sampah itu, kata dia, sebanyak 14 truk sampah per hari dari kawasan Sentul City yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), berkurang jumlahnya menjadi satu truk per hari.
Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin di tempat yang sama mengatakan bahwa tempat pengelolaan sampah di Kawasan Sentul City ini akan menjadi percontohan bagi kawasan maupun perumahan lainnya. Ke depan, ia juga akan menekankan terkait penanganan sampah kepada para pengembang.
"Kita akan jemput bola, kita tanyakan kendalanya apa sampai saat ini belum ada itikad baik untuk membangun tempat sampah itu. Karena bogor ini luas tidak mungkin tercover Dinas Lingkungan Hidup," kata Ade Yasin.
Menurutnya, timbulan sampah di Kabupaten Bogor sebanyak 2.800 ton per hari. Tapi, baru sebanyak 700 ton per hari yang bisa diangkut ke TPA. Maka, ia sudah merencanakan untuk membangun zonasi sampah, sehingga pembuangan sampah tidak hanya terpusat di TPA Galuga.
"Kalau kita hanya mengandalkan satu tempat, bayangkan jarak tempuhnya. Makanya kami ingin zonasi sampah ini bisa berjalan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Timbulan sampah kita, 0,7 kilogram per orang per hari. Kita tahu isu sampah semakin luar biasa, Indonesia katanya jadi kontributor pembuang sampah terbesar kedua di laut," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah dan B3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati, saat berkunjung ke tempat pengolahan sampah "Reduce, Reuse dan Recycle" (3R) di Kawasan Sentul City, Babakan Madang Kabupaten Bogor, Jumat.
Ia menjelaskan, Kabupaten Bogor bersama daerah lainnya di Indonesia perlu mencapai target yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Presiden (Perpres) No 97 tahun 2017, yaitu mengurangi sampah 30 persen dan mengatasi sampah 70 persen di tahun 2025.
"Dengan tercapainya target itu, 100 persen sampah terkelola," ujarnya.
Di samping itu, ia mengapresiasi pengembang kawasan Sentul City karena menyediakan tempat pengelolaan sampah 3R bernama Sentul City Recycle Center (SCRC).
Setelah dibangunnya tempat pengelolaan sampah itu, kata dia, sebanyak 14 truk sampah per hari dari kawasan Sentul City yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), berkurang jumlahnya menjadi satu truk per hari.
Sementara itu, Bupati Bogor Ade Yasin di tempat yang sama mengatakan bahwa tempat pengelolaan sampah di Kawasan Sentul City ini akan menjadi percontohan bagi kawasan maupun perumahan lainnya. Ke depan, ia juga akan menekankan terkait penanganan sampah kepada para pengembang.
"Kita akan jemput bola, kita tanyakan kendalanya apa sampai saat ini belum ada itikad baik untuk membangun tempat sampah itu. Karena bogor ini luas tidak mungkin tercover Dinas Lingkungan Hidup," kata Ade Yasin.
Menurutnya, timbulan sampah di Kabupaten Bogor sebanyak 2.800 ton per hari. Tapi, baru sebanyak 700 ton per hari yang bisa diangkut ke TPA. Maka, ia sudah merencanakan untuk membangun zonasi sampah, sehingga pembuangan sampah tidak hanya terpusat di TPA Galuga.
"Kalau kita hanya mengandalkan satu tempat, bayangkan jarak tempuhnya. Makanya kami ingin zonasi sampah ini bisa berjalan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019