Puskesmas Kedung Badak, Kota Bogor, Jawa Barat memiliki inovasi dalam menekan penyebaran HIV maupun AIDS, salah satunya dengan menyasar para calon pengantin, melalui program bernama "Stop Pita Merah".
"Salah satu kegiatannya penyuluhan ke berbagai kelompok risiko yang tertular HIV. Penyuluhan dilakukan di Kantor KUA dengan sasaran para calon pengantin. Penyuluhan di masyarakat pada saat kegiatan pengajian atau arisan warga, dan lain-lain," kata Kepala Puskesmas Kedung Badak, Agustina Susana Iswati kepada ANTARA di Bogor, Sabtu (11/5/2019).
Tak sekadar penyuluhan, menurutnya program ini juga merupakan bagian dari upaya Puskesmas Kedung Badak untuk menemukan, mengobati serta memberikan pelayanan terhadap para pengidap HIV/AIDS.
’’Kami sudah bekerja sama dengan dokter, klinik, dan bidan praktik swasta yang ada di wilayah Puskesmas Kedung Badak,” ujar wanita yang akrab disapa Susi itu.
Menurutnya, melalui program ini pihaknya memastikan semua pasien mengonsumsi obat yang sudah disediakan untuk seumur hidup si pengidap. Caranya, memantau melalui Whatsapp Group selama 24 jam.
’’Makanya, program ini tuh melibatkan masyatakat yang kita namakan Warga Peduli AIDS (WPA) untuk sama-sama mengontrol mereka agar rutin dan terkontrol dalam pengobatannya,” tuturnya.
Susi mengatakan, sejak dijalankannya program Stop Pita Merah, pihaknya mencatat, sudah ada 39 jiwa pasien yang mengidap HIV di wilayah Kedung Badak. Beberapa di antaranya berasal dari wilayah lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Salah satu kegiatannya penyuluhan ke berbagai kelompok risiko yang tertular HIV. Penyuluhan dilakukan di Kantor KUA dengan sasaran para calon pengantin. Penyuluhan di masyarakat pada saat kegiatan pengajian atau arisan warga, dan lain-lain," kata Kepala Puskesmas Kedung Badak, Agustina Susana Iswati kepada ANTARA di Bogor, Sabtu (11/5/2019).
Tak sekadar penyuluhan, menurutnya program ini juga merupakan bagian dari upaya Puskesmas Kedung Badak untuk menemukan, mengobati serta memberikan pelayanan terhadap para pengidap HIV/AIDS.
’’Kami sudah bekerja sama dengan dokter, klinik, dan bidan praktik swasta yang ada di wilayah Puskesmas Kedung Badak,” ujar wanita yang akrab disapa Susi itu.
Menurutnya, melalui program ini pihaknya memastikan semua pasien mengonsumsi obat yang sudah disediakan untuk seumur hidup si pengidap. Caranya, memantau melalui Whatsapp Group selama 24 jam.
’’Makanya, program ini tuh melibatkan masyatakat yang kita namakan Warga Peduli AIDS (WPA) untuk sama-sama mengontrol mereka agar rutin dan terkontrol dalam pengobatannya,” tuturnya.
Susi mengatakan, sejak dijalankannya program Stop Pita Merah, pihaknya mencatat, sudah ada 39 jiwa pasien yang mengidap HIV di wilayah Kedung Badak. Beberapa di antaranya berasal dari wilayah lain.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019