Bogor (Antara) - Politisi Partai Amanat Nasional yang juga calon walikota Bogor, Bima Arya, menyatakan bahwa penghargaan Museum Rekor Indonesia (MURI) dalam mengajar estafet terlama yang diperolehnya adalah juga penghargaan untuk para guru.

“Apa yang saya lakukan belum apa-apa dibanding pengorbanan yang dilakukan oleh para guru. Oleh sebab itu, saya persembahkan Cetak Rekor MURI ini bagi yang saya teladani semua guru di seluruh Indonesia. Baik yang mengajar di sekolah, rumah, tempat ibadah, maupun di lapangan," katanya.

Bima Arya baru-baru ini dinyatakan berhasil mencetak rekor baru Museum Rekor Indonesia (MURI), dengan mengajar estafet terlama, di 14 titik di Kota Bogor, selama 17 Jam 45 menit.

Bima Senin lalu mengajar mulai pukul 05.45 hingga pukul 23.30 dan hanya istirahat untuk shalat. Sedangkan untuk makan, Bima melakukannya di dalam kendaraan saat perpindahan dari satu titik ke titik lainnya.

“Tidak ada persiapan khusus, saya masih 41 tahun, saya tidak merokok, jadi alhamdulillah tidak ada masalah” jawab Bima Arya ketika ditanya perihal bagaimana ia mempersiapkan diri.

Soal materi yang disampaikan, Bima Arya menjelaskan: “Materi yang saya sampaikan disesuaikan dengan pendengar, dan pengalaman mengajar sejak tahun 1997 sangat membantu”.

Dalam cetak rekor itu Bima Arya mengajar mulai dari santri pondok pesantren, majelis taklim, siswa pendidikan anak usia dini (PAUD), TK, SD, SMP, SMA, SMK, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), mahasiswa, anggota Karang Taruna, organisasi pemuda, kader Posyandu dan para guru honorer.

Hanya ada satu sesi dimana Bima Arya mengaku sempat berfikir lama, yaitu pada sesi terakhir di Gedung Wanita, ditempat ini Bima dihadapkan dengan para guru.

“Pada sesi terakhir saya akan berbicara dengan orang-orang yang saya teladani, di sesi ini saya berbicara pengalaman dan beberapa masukan, namun saya juga meminta masukan dan pengalaman dari para guru yang diantara mereka jauh lebih berpengalaman dari saya. Alhamdulillah sesi terakhir ini seperti teman-teman lihat berhasil dengan baik," katanya.

Piagam MURI kemudian diserahkan oleh Jusuf Ngadri (manajer MURI) mewakili  Jaya Suprana (Ketua Umum MURI). “Ini belum pernah terjadi di Indonesia, Bima Arya dan Tim Perubahannya menjadikan kota Bogor dibicarakan dimana-mana,” kata Jusuf Ngadri, sesaat sebelum menyerahkan piagam MURI kepada Bima Arya

Awalnya, Bima Arya merencanakan mengajar selama 18 jam, namun akhirnya berhenti setelah 17 jam 45 menit. Kebetulan angka 17 dan 45 pas pula dengan hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.

Pewarta:

Editor : Teguh Handoko


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2013