Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor dr Rubaeah MKM mengatakan, bahwa pola hidup dan lingkungan adalah dua faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan masyarakat.

Hal itu disampaikan dalam sambutan penutupan Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) Kota Bogor di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/4/19).

"Perlu waktu cukup lama untuk merubah perilaku, sedangkan lingkungan menyangkut kesadaran masyarakat itu sendiri," kata Rubaeah.

Menurut Rubaeah, diperlukan kolaborasi dan kerja keras untuk menyadarkan masyarakat mengetahui, mau dan mampu merubah budaya perilaku hidup sehat dan menciptakan lingkungan yang bersih.

"Dinkes hanya sebagai pelayan masyarakat, pengaruhnya hanya 20 persen, genetik 10 persen dan 70 persennya adalah kembali ke pribadi masing - masing," katanya.

Ia berharap, hasil dari Rakerkesda selama dua hari ini dapat menciptakan kerja sama dan menciptakan Kota Bogor yang sehat, cerdas dan sejahtera.

Sementara itu Kepala seksi Informasi Kesehatan dan Humas Dinkes Kota Bogor Nia Nurkania MKes, mengatakan bahwa hasil rakerkesda tahun ini di sepakati lima point.

Diantaranya, penurunan AKB dan AKN, penurunan stanting, pengendalian penyakit TB dan peningkatan imunisasi dasar lengkap, pengendalian penyakit tidak menular serta akses jamban sehat.

Ia mengatakan, bahwa kegiatan Rakerkesda ini di ikuti oleh perwakilan dari berbagai instansi kesehatan, pemerintahan dan perusahaan.

"Tentu semua berharap dapat memegang komitmen, saling bekerja sama untuk menjadikan Kota Bogor yang sehat, cerdas dan sehahtera, seperti disampaikan ibu Kadis di awal," kata Nia.

Pewarta: Arief Amarudin

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019