Pusat Studi Buya Hamka (PSBH) Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) meluncurkan Ensiklopedia Buya Hamka seberat tiga kilogram yang melibatkan 12 penulis.
"Tujuan ensiklopedia Buya Hamka ini agar karya-karyanya dapat kembali diingat oleh masyarakat luas khususnya generasi muda saat ini," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr KH Haedar Nashir, MSi dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.
Ia berharap, terbitnya ensiklopedia ini bisa memacu kalangan muda mencontoh dan menjunjung tinggi akhlak, ilmu, filsafat hidup, pola pikir Buya Hamka dalam segala aspek, baik bidang keagamaan, politik, hingga kebudayaan yang menjunjung tinggi nilai rohaniah dan keagamaan.
Ia menilai ensiklopedia yang diterbitkan dalam 125 entri itu di Jakarta, Rabu (27/3), dikemas dengan sangat lengkap, di mana proses perjalanan serta pengalaman hidup Buya Hamka dikemas secara apik.
Sementara itu, Rektor Uhamka Prof Gunawan Suryoputro, MHum mengatakan, tokoh Buya Hamka adalah seorang pembelajar sejati yang mandiri.
"Ilmu dan bahasannya melalui khotbah yang selalu disampaikan merupakan usaha yang dilakukan secara mandiri, padahal di masanya mencari referensi tidaklah semudah sekarang," katanya.
Namun, lanjut dia, meski mencari referensi di kala itu tidak mudah, tetapi buah pikiran dan karya Buya Hamka memiliki pengaruh yang luar biasa, bahkan hingga saat ini banyak ilmuwan, sastrawan dan tokoh budaya yang mengutip karya-karya Buya Hamka.
Buya Hamka yang nama aslinya Haji Abdul Malik Karim Amrullah itu bukan hanya dikenal sebagai ulama besar, melainkan juga sebagai sastrawan, budayawan, politisi, cendekiawan, dan pemimpin masyarakat.
Buya Hamka telah menulis sekitar 100 buku dan berbagai artikel bertema agama, tasawuf, sejarah hingga roman anak muda. Sebagian di antaranya bahkan masih dicetak ulang hingga sekarang.
Karya-karya Buya Hamka yang terkenal antara lain, Tenggelamnya Kapal van der Wijck, Sejarah Umat Islam dan Muhammadiyah di Minangkabau, Di Bawah Lindungan Ka'bah, Merantau ke Deli, Menunggu Beduk Berbunyi, Tuan Direktur, dan Karena Fitnah.
Selain itu Hamka juga banyak menulis buku yang bersifat keagamaan, seperti Tafsir Al-Azhar, Kedudukan Perempuan dalam Islam, Pandangan Hidup Muslim, dan Hak Asasi Manusia Dipandang Dari Segi Islam.
Ketokohan serta keagungan karyanya membuat banyak orang tertarik untuk mengabadikannya, ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Tujuan ensiklopedia Buya Hamka ini agar karya-karyanya dapat kembali diingat oleh masyarakat luas khususnya generasi muda saat ini," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Dr KH Haedar Nashir, MSi dalam siaran pers di Jakarta, Kamis.
Ia berharap, terbitnya ensiklopedia ini bisa memacu kalangan muda mencontoh dan menjunjung tinggi akhlak, ilmu, filsafat hidup, pola pikir Buya Hamka dalam segala aspek, baik bidang keagamaan, politik, hingga kebudayaan yang menjunjung tinggi nilai rohaniah dan keagamaan.
Ia menilai ensiklopedia yang diterbitkan dalam 125 entri itu di Jakarta, Rabu (27/3), dikemas dengan sangat lengkap, di mana proses perjalanan serta pengalaman hidup Buya Hamka dikemas secara apik.
Sementara itu, Rektor Uhamka Prof Gunawan Suryoputro, MHum mengatakan, tokoh Buya Hamka adalah seorang pembelajar sejati yang mandiri.
"Ilmu dan bahasannya melalui khotbah yang selalu disampaikan merupakan usaha yang dilakukan secara mandiri, padahal di masanya mencari referensi tidaklah semudah sekarang," katanya.
Namun, lanjut dia, meski mencari referensi di kala itu tidak mudah, tetapi buah pikiran dan karya Buya Hamka memiliki pengaruh yang luar biasa, bahkan hingga saat ini banyak ilmuwan, sastrawan dan tokoh budaya yang mengutip karya-karya Buya Hamka.
Buya Hamka yang nama aslinya Haji Abdul Malik Karim Amrullah itu bukan hanya dikenal sebagai ulama besar, melainkan juga sebagai sastrawan, budayawan, politisi, cendekiawan, dan pemimpin masyarakat.
Buya Hamka telah menulis sekitar 100 buku dan berbagai artikel bertema agama, tasawuf, sejarah hingga roman anak muda. Sebagian di antaranya bahkan masih dicetak ulang hingga sekarang.
Karya-karya Buya Hamka yang terkenal antara lain, Tenggelamnya Kapal van der Wijck, Sejarah Umat Islam dan Muhammadiyah di Minangkabau, Di Bawah Lindungan Ka'bah, Merantau ke Deli, Menunggu Beduk Berbunyi, Tuan Direktur, dan Karena Fitnah.
Selain itu Hamka juga banyak menulis buku yang bersifat keagamaan, seperti Tafsir Al-Azhar, Kedudukan Perempuan dalam Islam, Pandangan Hidup Muslim, dan Hak Asasi Manusia Dipandang Dari Segi Islam.
Ketokohan serta keagungan karyanya membuat banyak orang tertarik untuk mengabadikannya, ujar dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019