Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, mencatat surplus beras setiap tahunnya rata-rata mencapai 350 ribu ton per tahun sehingga kabupaten terluas di Pulau Jawa dan Bali ini sudah bisa dikatakan swasembada beras.

"Produksi beras setiap tahunnya meningkat yang dikarenakan Kabupaten Sukabumi memiliki lahan pertanian yang cukup luas dan masih produktif. Sehingga daerah ini menjadi salah satu daerah lumbung beras nasional," kata Bupati Sukabumi Marwan Hamami di Sukabumi, Sabtu.

Adapun luas lahan pertanian yakni sekitar 46 ribu hektare lahan sawah irigasi dan 18.066 hektare lahan sawah nonirigasi. Namun dari lahan yang ada tersebut mayoritas sawah tadah hujan.

Menurutnya, surplus ini dikarenakan produksi beras melebihi jumlah konsusmi masyarakat, sehingga daerah ini bisa dikatakan tidak akan kekurangan pangan tersebut. Sehingga, surplus itu bisa dipasok ke berbagai daerah seperti Bandung, DKI Jakarta, Kota Sukabumi dan beberapa daerah lainnya.

Namun demikian, pihaknya juga tetap melakukan antisipasi jika produksi beras menurun yang dikarenakan beberapa faktor seperti bencana kekeringan serangan hama dan lainnya dengan cara membangun embung padi di beberapa kecamatan pusat pertanian.

Bahkan, pihaknya juga menargetkan seluruh kecamatan mempunyai embung. Sehingga jika terjadi kemarau panjang persediaan beras tetap mencukupi dan benihnya pun tersedia.

"Selama ini Kabupaten Sukabumi belum pernah kekurangan apalagi sampai mengalami kelangkaan beras, tapi antisipasi adanya mafia yang memainkan pasokan serta harga beras di tingkat petani kami selalu berkoordinasi dengan Tim Satgas Pangan, Kementerian Pertanian RI dan Badan Urusan Logistik (Bulog)," tambahnya.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi Sudrajat mengatakan meskipun Kabupaten Sukabumi selalu surplus beras tetapi masih ada kelemahan seperti dalam penamaan atau labeling produk beras. Sebab selama ini yang terkenal beras Cianjur atau Karawang dan lainnya, padahal beras tersebut dipasok dari Sukabumi.

Maka dari itu, pihaknya saat ini sedang berupaya membuat penamaan khusus untuk beras yang diproduksi di Kabupaten Sukabumi, sehingga saat dipasok ke luar daerah nama Sukabuminya tetap melekat.

"Untuk persediaan benih dan pupuk selama musim tanam ini tersedia, jika ada daerah yang kekuranga persediaan maka kami akan cepat mendistribusikan karena cadangannya pun cukup banyak," katanya.

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019