Palang Merah indonesia (PMI) Kota Palu, Sulawesi Tengah, menghibur puluhan anak yang merupakan korban bencana gempa dan tsunami melalui "physocological support program" (PSP) yang tinggal di tempat pengungsian Balaroa.
"Program dukungan sosial ini diberikan kepada 64 anak yang bertujuan untuk mengembalikan keceriaan mereka setelah menjadi korban bencana," kata Koordinaor Layanan PSP PMI Kota Palu Mifta melalui sambungan telepon, Rabu.
Menurutnya, layanan ini juga untuk memberikan edukasi serta melatih anak-anak agar bisa mengembangkan bakatnya melalui beberapa permainan. Sehingga dengan program tersebut korban bencana ini bisa perlahan melupakan rasa trauma dan tetap ceria serta semangat.
Tidak hanya itu, anak korban bencana ini pun diberikan pelatihan mitigasi bencana, namun melalui permainan agar tidak jenuh. Ternyata, langkah yang dilakukan relawan PMI ini sangat membantu mereka untuk tetap ceria meskipun sampai saat ini harus tinggal di tenda pengungsian.
"Ini bagian dalam program kegiatan kami di layanan PSP di mana yang menjadi sasaran utamanya yaitu anak-anak. Mereka diajarkan tentang mitigasi bencana dengan cara menyanyi," katanya.
Mifta mengatakan dalam menggali keterampilan anak juga diajarkan cara membuat topi menggunakan koran bekas untuk melatih kreativitas mereka, serta topi yang mereka buat diberikan kepada rombongan PMI bersama dengan Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dari beberapa beberapa negara yang kebetulan berkunjung melihat pelayanan di pengungsian Balaroa.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Program dukungan sosial ini diberikan kepada 64 anak yang bertujuan untuk mengembalikan keceriaan mereka setelah menjadi korban bencana," kata Koordinaor Layanan PSP PMI Kota Palu Mifta melalui sambungan telepon, Rabu.
Menurutnya, layanan ini juga untuk memberikan edukasi serta melatih anak-anak agar bisa mengembangkan bakatnya melalui beberapa permainan. Sehingga dengan program tersebut korban bencana ini bisa perlahan melupakan rasa trauma dan tetap ceria serta semangat.
Tidak hanya itu, anak korban bencana ini pun diberikan pelatihan mitigasi bencana, namun melalui permainan agar tidak jenuh. Ternyata, langkah yang dilakukan relawan PMI ini sangat membantu mereka untuk tetap ceria meskipun sampai saat ini harus tinggal di tenda pengungsian.
"Ini bagian dalam program kegiatan kami di layanan PSP di mana yang menjadi sasaran utamanya yaitu anak-anak. Mereka diajarkan tentang mitigasi bencana dengan cara menyanyi," katanya.
Mifta mengatakan dalam menggali keterampilan anak juga diajarkan cara membuat topi menggunakan koran bekas untuk melatih kreativitas mereka, serta topi yang mereka buat diberikan kepada rombongan PMI bersama dengan Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah dari beberapa beberapa negara yang kebetulan berkunjung melihat pelayanan di pengungsian Balaroa.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019