Sebanyak 172.412 warga Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menganggur. Jumlah pengangguran tersebut terus mengalami peningkatan meski Kabupaten Bekasi mengklaim sebagai daerah dengan kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara.

Angka tersebut didapat dari hasil pendataan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017 yang diperbaharui kembali pada Februari 2019. Angka pengangguran ini diakui Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Bekasi, Edi Rochyadi saat ditemui di Cikarang, Senin.

Edi mengatakan, pihaknya terkendala untuk menciptakan lapangan kerja bagi warga Kabupaten Bekasi. Karena lapangan kerja yang dibuka setiap tahun tidak berbanding dengan jumlah lulusan pelajar atau angkatan kerja setiap tahunnya.

Namun begitu, Edi memastikan, penekanan pengangguran ini menjadi fokus utama pihaknya dalam program kerja setiap tahunnya.

"Ya masalah pengangguran ini masih menjadi fokus kami untuk menekannya supaya bisa lebih rendah," katanya.

Salah satu upaya pemerintah daerah setempat guna menekan angka pengangguran adalah membuat payung hukum berupa Peraturan Bupati (Perbup) Ketenagakerjaan.

"Di dalam Perbup itu disebutkan bahwa perusahaan di Kabupaten Bekasi wajib merekrut tenaga kerja lokal sebanyak-banyaknya," kata Edi.

Berdasarkan data BPS, mereka yang dihitung sebagai pengangguran merupakan warga yang masuk dalam kategori angkatan kerja. Beberapa indikatornya yakni berumur 15 tahun ke atas, bukan pelajar dan bukan pengurus rumah tangga.

Jika ditinjau dari tingkat pendidikan, mayoritas pengangguran merupakan tamatan sekolah menengah atas yang berjumlah 104.268 orang.

Kemudian tamatan sekolah menengah pertama berjumlah 32.412 orang dan tamatan sekolah dasar sebanyak 22.535 orang. Sedangkan tamatan perguruan tinggi (mulai dari diploma I) berjumlah 7.411 orang.

Bila dibandingkan dengan angkatan kerja secara keseluruhan, tingkat pengangguran ini terbilang kecil. Persentase pengangguran yakni 10,97 persen dari total angkatan kerja sebanyak 1.572.155 orang. Meski terbilang kecil, namun persentase pengangguran makin meningkat.

Pada tahun 2014, pengangguran berjumlah 94.436 orang atau 7,17 persen dari total angkatan kerja sebanyak 1.389.958 orang. Kemudian pada 2015, jumlah pengangguran kembali meningkat menjadi 149.859 orang atau 10,03 persen dari total angkatan kerja sebanyak 1.494.680 orang.

Persentase pengangguran itu makin meningkat. Padahal sejumlah langkah telah dilakukan untuk mengurangi angka pengangguran, seperti pelatihan hingga menggelar bursa tenaga kerja. Namun, langkah tersebut sepertinya tidak mengurangi jumlah pengangguran secara signifikan.

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019