Kemang, Bogor (Antaranews Megapolitan) - Objek wisata Makam menggunung, di area pemakaman Keramat Pasarean, Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Provinsi jawa Barat (Jabar), kini menjadi destinasi wisata religi.

Tokoh muda Desa Bojong, Ahmad Fahir di Desa Bojong, Sabtu (23/2/2019) mengatakan, makam yang menggunung itu adalah makam Raden Santri Wijaya Kusama, seorang tokoh penyebar Islam di wilayah utara Bogor.

Ahmad Fahir, yang juga Wakil Sekjen Dewan Pimpian Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa (DPW PKB) Provinsi Jawa Barat itu mengatakan lebih lanjut, objek wisata itu mennjadi destinasi wisata regili karena banyak orang yang datang dari luar daerah untuk berziarah.

"Kemarin aja, ada Tommy Kurniawan artis ibu kota, dan Erni Sugiyanti Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat datang berziarah ke makam ini," ujarnya.

Ahmad Fahir mengatakan lebih lanjut, saat masa hidupnya, yakni pada akhir abad ke-20, Raden Santri Wijaya Kusama dikenal sebagai sosok tokoh penyebar Islam berpengaruh di wilayah Bogor, antara lain di Kecamatan Kemang, Rancabungur, Parung, dan Ciseeng.

"Saya berharap semoga potensi wisata religi ini bisa membantu peningkatan perekonomi masyarakat sekitar, sama seperti tempat ziarah lainnya di Nusantara," katanya pula.
 
Staf Khusus Kementerian Pemuda dan Olahraga, Tommy Kurniawan, yang juga artis ibu kota (dua kanan) bersama Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat Erni Sugiyanti (kiri), didamping Ahmad Fahir dan tokoh Desa Bojong, Kemang, Bogor, Jawa Barat saat berziarah di Makam Raden Santri Wijaya Kusuma.(Megapolitan.Antaranews.Com/Ahmadi).
Sosok tokoh Sunda yang nyantri

Sementara itu, penjaga (kuncen) makam itu, Darmawan mengatakan, sosok Wijaya Kusuma dikenal sebagai tokoh Sunda yang nyantri.

Makanya, kata beliau dijuluki sebagai "Raden Santri". Sedangkan panggilan Raden sebagai tanda bangsawan Sunda keturunan Kerajaan Pajajaran.

"Menurut kisah orang tua kami, Raden Santri Wijaya Kusuma merupakan keturunan Batutulis, Bogor. Makam ini dirawat secara turun-temurun oleh ahli waris," ujarnya pula.

Memang, kata Darmawan lebih lanjut, makam tersebut dikeramatkan oleh masyarakat. Pada malam Jumat atau hari-hari tertentu, makam itu ramai diziarahi warga.

Pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari sekitar Bogor, tapi juga banyak yang berasal dari luar Bogor, bahkan dari Sumatera.

"Makam ini terbilang unik, karena terdapat gundukan tanah tinggi di atas makam. Gundukan tanah tersebut pernah beberapa kali diratakan, tetapi tanahnya kembali seperti gunung," katanya menambahkan.

Keanehan lainnya, lanjut Darmawan lagi, saung makam itu tidak boleh menggunakan atap atau genting.

Pernah dipasang genting beberapa kali, namun selalu ada yang menurunkan secara misterius.

Raden Santri diyakini lebih suka saung makam menggunakan "hateup", alias sejenis genting yang terbuat dari daun kiray agar terlihat sejuk dan bernuansa Sunda. (*/ANT-BPJ).

Pewarta: Ahmadi

Editor : M. Tohamaksun


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019