Sukabumi (ANTARA News Megapolitan) - Ratusan warga di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat memilih mengungsi karena terdampak bencana tanah longsor, pergerakan tanah dan banjir.
"Dari hasil pendataan yang kami lakukan ada 436 jiwa yang mengungsi dari 52 kepala keluarga yang memilih mengungsi karena khawatir terjadi bencana susulan," kata Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman di Sukabumi, Selasa.
Menurutnya, dari ratusan jiwa warga yang mengungsi tersebut sebagian sudah ada yang kembali ke rumahnya, namun jika turun hujan deras mereka biasanya mengungsi lagi ke tempat yang lebih aman.
Untuk membantu para pengungsi tersebut pihaknya sudah mendirikan tenda darurat di lokasi yang tidak jauh dari permukiman warga tetapi aman dari bencana tanah longsor dan banjir di Desa Neglasari tersebut.
Sehingga jika sewaktu-waktu warga memilih mengungsi karena khawatir terjadi bencana susulan bisa langsung ke tenda pengungsian yang sudah disediakan. Selain itu, bantuan darurat pun sudah disalurkan mulai dari makanan instan dan kebutuhan korban bencana lainnya.
Dari ratusan jiwa yang mengungsi itu tujuh rumah warga rusak berat dan 10 unit rusak ringan dan sisanya terancam. Meskipun baru terancam bencana warga seperti trauma dan memilih pindah ke tempat yang lebih aman karena khawatir terjadi longsor seperti di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok yang menyebabkan puluhan warga tewas tertimbun longsor.
"Di lokasi bencana kami sudah menyiagakan relawan dan petugas selain untuk melakukan pendataan, juga memberikan pelayanan dan bantuan untuk para korban bencana khususnya yang mengungsi," tambahnya.
Eka mengimbau kepada warga di Kabupaten Sukabumi agar selalu waspada dan bersiaga khususnya mereka yang tinggal di daerah rawan bencana seperti sekitar bukit, tebing maupun bantaran sungai, karena kondisi cuaca cukup ekstrem dalam beberapa hari ke depan.
Jika ada rumah warga yang rusak atau minimalnya terancam bencana untuk segera melapor kepada petugas terdekat seperti ke kantor desa atau bisa langsung ke BPBD Kabupaten Sukabumi agar segera ditanggulangi.
Editor berita: Feru Lantara
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Dari hasil pendataan yang kami lakukan ada 436 jiwa yang mengungsi dari 52 kepala keluarga yang memilih mengungsi karena khawatir terjadi bencana susulan," kata Kepala Seksi Kedaruratan Badan Penanggulangan Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Eka Widiaman di Sukabumi, Selasa.
Menurutnya, dari ratusan jiwa warga yang mengungsi tersebut sebagian sudah ada yang kembali ke rumahnya, namun jika turun hujan deras mereka biasanya mengungsi lagi ke tempat yang lebih aman.
Untuk membantu para pengungsi tersebut pihaknya sudah mendirikan tenda darurat di lokasi yang tidak jauh dari permukiman warga tetapi aman dari bencana tanah longsor dan banjir di Desa Neglasari tersebut.
Sehingga jika sewaktu-waktu warga memilih mengungsi karena khawatir terjadi bencana susulan bisa langsung ke tenda pengungsian yang sudah disediakan. Selain itu, bantuan darurat pun sudah disalurkan mulai dari makanan instan dan kebutuhan korban bencana lainnya.
Dari ratusan jiwa yang mengungsi itu tujuh rumah warga rusak berat dan 10 unit rusak ringan dan sisanya terancam. Meskipun baru terancam bencana warga seperti trauma dan memilih pindah ke tempat yang lebih aman karena khawatir terjadi longsor seperti di Kampung Garehong, Dusun Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok yang menyebabkan puluhan warga tewas tertimbun longsor.
"Di lokasi bencana kami sudah menyiagakan relawan dan petugas selain untuk melakukan pendataan, juga memberikan pelayanan dan bantuan untuk para korban bencana khususnya yang mengungsi," tambahnya.
Eka mengimbau kepada warga di Kabupaten Sukabumi agar selalu waspada dan bersiaga khususnya mereka yang tinggal di daerah rawan bencana seperti sekitar bukit, tebing maupun bantaran sungai, karena kondisi cuaca cukup ekstrem dalam beberapa hari ke depan.
Jika ada rumah warga yang rusak atau minimalnya terancam bencana untuk segera melapor kepada petugas terdekat seperti ke kantor desa atau bisa langsung ke BPBD Kabupaten Sukabumi agar segera ditanggulangi.
Editor berita: Feru Lantara
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019