Bekasi (ANTARA News Megapolitan) - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat membatasi volume distribusi sampah rumah tangga menuju tempat pembuangan akhir sampah Sumurbatu di Kecamatan Bantargebang, menyusul kapasitas tampung yang tidak memadai.
"Sejak Minggu (6/1) distribusi sampah dari seluruh pemukiman penduduk di Kota Bekasi dibatasi dulu volumenya karena situasi overload di TPA Sumurbatu," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Jumhana Luthfi di Bekasi, Senin.
Menurut dia, pembatasan pembuangan sampah ke TPA itu terjadi karena proses penataan sampah terkendala oleh kerusakan sejumlah alat berat di lokasi.
Dari total delapan alat berat berupa Ekskavator atau alat pengeruk sampah yang dimiliki pihaknya, sebanyak dua di antaranya mengalami kerusakan.
"Saat ini hanya enam unit ekskavator yang masih beroperasional, sisanya rusak karena beberapa suku cadangnya korslet," katanya.
Menurut dia, sebanyak delapan unit alat berat itu bekerja ekstra selama musim hujan berlangsung untuk mengeruk sampah yang bobotnya lebih berat dari sampah kering pada musim kemarau.
"Pekerjaan penataan sampah di sejumlah zona TPA Sumurbatu selama musim hujan memang lebih berat dari biasanya, sehingga beberapa komponen alat berat ada yang mengalami kerusakan," katanya.
Dikatakan Luthfi, TPA Sumurbatu seluas 15,8 hektare sebetulnya sudah mengalami overload sejak 2017 hingga sekarang.
Upaya penanganan sampah di lokasi itu hanya bergantung pada alat berat yang menata sampah di setiap zonanya dengan cara pemangkasan dan pemadatan.
Pihaknya mencatat, sepanjang kurun waktu 2018, jumlah sampah yang sampai ke TPA Sumurbatu mengalami lonjakan dari tahun sebelumnya.
"Pada 2017, volume sampah di TPA Sumurbatu per harinya berkisar 600 ton per hari, namun pada 2018 melonjak hingga 900 ton per hari," katanya.
Untuk itu, pihaknya mengeluarkan imbauan kepada seluruh perangkat Rukun Tetangga dan Rukun Warga (RT/RW) di wilayahnya untuk meminimalisasi volume sampah rumah tangga yang diangkut menuju TPA Sumurbatu.
Ketua RT02 RW04 Perumahan Cahaya Kemang Timur, Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Boim, mengaku telah mengimbau warganya untuk meminimalisasi sampah di rumah tangga.
"Kondisi sampah di TPA Sumurbatu saat ini agak tersendat, karena penampungan di TPA sudah penuh. Mohon kiranya warga bisa diatur sampahnya dan dikondisikan," katanya.
Ketua RW013 Perumahan Pondok Mitra Lestari, Kecamatan Jatiasih, Sugih Hidayah, tetap mengupayakan sampah rumah tangga di perumahan berpenduduk 400 lebih kepala keluarga tetap diangkut.
"Namun akan kita simpan dulu sementara di Tempat Pembuangan Sampah sementara di dekat kantor RW sambil menunggu proses pengangkutan ke TPA Sumurbatu berjalan normal," katanya.
Pihaknya juga akan mengupayakan operasional bank sampah di wilayahnya pada 2019 dengan menjalin kerja sama pemerintah daerah.
"Kalau bank sampah berjalan, saya yakin volume sampah dari perumahan ke TPA Sumurbatu bisa berkurang drastis," katanya.
Editor berita: M. Yusuf
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019
"Sejak Minggu (6/1) distribusi sampah dari seluruh pemukiman penduduk di Kota Bekasi dibatasi dulu volumenya karena situasi overload di TPA Sumurbatu," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Jumhana Luthfi di Bekasi, Senin.
Menurut dia, pembatasan pembuangan sampah ke TPA itu terjadi karena proses penataan sampah terkendala oleh kerusakan sejumlah alat berat di lokasi.
Dari total delapan alat berat berupa Ekskavator atau alat pengeruk sampah yang dimiliki pihaknya, sebanyak dua di antaranya mengalami kerusakan.
"Saat ini hanya enam unit ekskavator yang masih beroperasional, sisanya rusak karena beberapa suku cadangnya korslet," katanya.
Menurut dia, sebanyak delapan unit alat berat itu bekerja ekstra selama musim hujan berlangsung untuk mengeruk sampah yang bobotnya lebih berat dari sampah kering pada musim kemarau.
"Pekerjaan penataan sampah di sejumlah zona TPA Sumurbatu selama musim hujan memang lebih berat dari biasanya, sehingga beberapa komponen alat berat ada yang mengalami kerusakan," katanya.
Dikatakan Luthfi, TPA Sumurbatu seluas 15,8 hektare sebetulnya sudah mengalami overload sejak 2017 hingga sekarang.
Upaya penanganan sampah di lokasi itu hanya bergantung pada alat berat yang menata sampah di setiap zonanya dengan cara pemangkasan dan pemadatan.
Pihaknya mencatat, sepanjang kurun waktu 2018, jumlah sampah yang sampai ke TPA Sumurbatu mengalami lonjakan dari tahun sebelumnya.
"Pada 2017, volume sampah di TPA Sumurbatu per harinya berkisar 600 ton per hari, namun pada 2018 melonjak hingga 900 ton per hari," katanya.
Untuk itu, pihaknya mengeluarkan imbauan kepada seluruh perangkat Rukun Tetangga dan Rukun Warga (RT/RW) di wilayahnya untuk meminimalisasi volume sampah rumah tangga yang diangkut menuju TPA Sumurbatu.
Ketua RT02 RW04 Perumahan Cahaya Kemang Timur, Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi, Boim, mengaku telah mengimbau warganya untuk meminimalisasi sampah di rumah tangga.
"Kondisi sampah di TPA Sumurbatu saat ini agak tersendat, karena penampungan di TPA sudah penuh. Mohon kiranya warga bisa diatur sampahnya dan dikondisikan," katanya.
Ketua RW013 Perumahan Pondok Mitra Lestari, Kecamatan Jatiasih, Sugih Hidayah, tetap mengupayakan sampah rumah tangga di perumahan berpenduduk 400 lebih kepala keluarga tetap diangkut.
"Namun akan kita simpan dulu sementara di Tempat Pembuangan Sampah sementara di dekat kantor RW sambil menunggu proses pengangkutan ke TPA Sumurbatu berjalan normal," katanya.
Pihaknya juga akan mengupayakan operasional bank sampah di wilayahnya pada 2019 dengan menjalin kerja sama pemerintah daerah.
"Kalau bank sampah berjalan, saya yakin volume sampah dari perumahan ke TPA Sumurbatu bisa berkurang drastis," katanya.
Editor berita: M. Yusuf
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2019