Jakarta (Antaranews Megapolitan) - Direktur Serelia, Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), Bambang Sugiharto mengingatkan kepada petani, benih jagung tidak bisa dijadikan pakan ternak karena sudah disalut dengan pestisida.

"Memang petani mau ternaknya keracunan? Jika benih jagung dijadikan pakan ternak, maka ternak akan mati karena benih itu ada pestisidanya," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Hal itu dikatakan Bambang menanggapi adanya petani di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat penerima bantuan benih jagung dari pemerintah yang memanfaatkannya untuk pakan ternak.

Syamsudin dari Dusun Rade, Desa Punti, Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, penerima bantuan mengatakan benih bantuan tersebut dijadikan petani sebagai pakan ternak sebab, bibit itu tidak cocok di lahan petani.

"Benih bantuan banyak yang disimpan digudang. Kalau dirumah, saya pakai untuk pakan ternak," katanya,di Bima, Rabu (26/12)

Fajrin, petani dari Dusun Doro Mbubu mengatakan bantuan varietas bibit dari pemerintah tidak sesuai dengan pembahasan di UPTD, dari yang semula dijanjikan varietas BISI-18 namun diganti yang lain yakni BISI-2 dan Premium 191.

Sementara itu Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Desa Punti Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima Saifurrahman mengatakan, sampai sejauh ini belum ada benih jagung bantuan yang diberikan pemerintah kepada petani, dijadikan pakan ternak.

"Tidak ada satu pun petani binaan saya atau kelompok tani yang menerima benih jagung bantuan menjadikannya pakan ternak," katanya.

Saifurrahman menyebutkan bantuan benih jagung baik BISI-2 maupun Premiun 191, sudah ditanam petani, kini tumbuh subur. Petani mengharapkan memang benih BISI karena sebelumnya petani sudah tanam jenis ini.

"Dengan hadirnya bantuan benih BISI dan Premium, masyarakat merasa terbantu. Benih tersebut kini sudah tumbuh," ujarnya.

Saifurrahman yang membina 37 kelompok tani (Koptan) di Desa Punti Kecamatan Soromandi, Kabupaten Bima, mengatakan, pemberitaan mengenai petani yang menjadikan benih bantuan untuk pakan tersebut tidak benar.

"Yang memberikan keterangan kepada media itu bukan Ketua Koptan. Namanya kebetulan sama dengan Ketua Koptan Keto Dore Jati. Kami sudah klarifikasi, bahwa pernyataan itu tidak benar sama sekali," ujarnya.

Dia berharap berita bohong tersebut tidak mempengaruhi pengadaan benih jagung pada tahun 2019. "Saya khawatirkan pemberitaan ini akan mempengaruhi bantuan benih pada tahun depan," ujarnya.

Bambang Sugiharto menegaskan pemerintah inginnya memberikan benih sesuai dengan permintaan petani, artinya, diprioritaskan, tetapi kalau tidak tersedia, diberikan alternatif.

Editor berita: A. Wijaya

Pewarta: Subagyo

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018