Bogor (Antaranews Megapolitan) - Hey Tayo! Hey tukar sampah yo!.        
                                                                            
Akhir-akhir ini khalayak umum pasti sudah tidak asing lagi dengan nyanyian film kartun mobil bus ‘Tayo’. Kali ini Institut Pertanian Bogor (IPB) berhasil membuat ‘Tayo’ yang berbeda dengan Tayo pada umumnya.

Diprakarsai oleh Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan (ESL) Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB, Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM), BEM Fakultas Pertanian, IGAF LC, dan Himpunan Mahasiswa Profesi (Himpro) Reesa IPB berhasil menggelar kegiatan Hey Tayo (Hey Tukar Sampah Ayo!) di Kampus IPB Dramaga, Bogor (5/12).

Kegiatan Hey Tayo dilatarbelakangi oleh hasil kajian timbulan sampah IPB yang dilakukan oleh Departemen ESL-IPB.  Hasil kajian tersebut menyatakan estimasi jumlah sampah organik 188.80 ton/tahun, limbah B3 7.54 ton/tahun dan sampah anorganik di IPB mencapai 146.7 ton per tahun. Ini setara 611 kali aquarium Seaworld, Jakarta.

Fakta di atas berhasil menggerakkan semangat mahasiswa IPB untuk turut andil dalam menghadirkan solusi pengelolaan sampah. Diantaranya aksi nyata mensosialisasikan budaya pilah sampah yang digelar melalui kegiatan Hey Tayo ini.

Tayo merupakan program menukar sampah anorganik dengan makan siang gratis. Selain menukar sampah dengan makanan, di dalam kegiatan ini juga mensosialisasikan budaya memilah sampah sejak dari sumbernya.

Mekanismenya, mahasiswa membawa minimal satu goodie bag sampah kering, sampah dikumpulkan kepada panitia Tayo, panitia mengecek keterpilahan sampah, panitia menimbang sampah dan mahasiswa mengambil makanan.

Program ini pun mendapat sambutan baik dari Agrianita Fakultas Ekonomi dan Manajemen dan Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc selaku Sekretaris Departemen ESL IPB.

“Saya merasa salut dan bangga dengan semangat dan motivasi sivitas dalam kelola sampah IPB, sejak sebagai volunteer dalam kajian timbulan sampah sampai kegiatan Tayo ini. Apresiasi juga untuk Ibu-ibu Agrianita IPB yang menyediakan makan siang gratis untuk aktivitas IPB Go Green ini,” ungkap Dr. Meti.

Dr. Meti selaku inisiator gerakan donasi sampah dan lunch for green juga menegaskan kegiatan memilah sampah merupakan kegiatan terberat dan memakan biaya besar dalam pengelolaan sampah. Karena jumlahnya besar dan tercampur.

Namun, jika program Hey Tayo ini masif dan kontinyu dijalankan, diharapkan dapat tercipta budaya kelola sampah dari sumbernya. Sivitas IPB akan sadar dan bersedia memilah dan mengumpulkan sampah kepada pihak yang telah ditentukan, untuk dimanfaatkan kembali walau tanpa ada hadiah penukar sampah. Dengan demikian hal ini akan membantu IPB menuju zero waste.

Adapun Bahroin Idris Tampubolon, SE, MSi selaku Ketua Pelaksana Hey Tayo menuturkan bahwa kegiatan ini terselenggara sebagai bentuk ajakan untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan, khususnya dalam hal kelola sampah. Harapan ke depan Hey Tayo bisa berjalan kontinu dan dapat menjadi pemicu munculnya kegiatan-kegiatan serupa sehingga volume sampah di IPB bisa berkurang.

“Kepada organisasi mahasiswa yang ada di IPB, semoga bisa meniru kegiatan Hey Tayo, sehingga akan lebih banyak lagi sampah yang berkurang. Kegiatan ini bukan sekedar bermanfaat bagi yang terlibat langsung namun juga akan berdampak pada kehidupan sosial dimana banyak individu yang lebih sadar terhadap pengelolan sampah sejak dari sumbernya,” pungkasnya.(IS/Zul)

Pewarta: Oleh Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2018