Direktorat Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Transmigrasi (PKET) Kementerian Transmigrasi Republik Indonesia, sukses menyelenggarakan Transmigration Update Forum (TUF) 2025 di Hall ASEAN Hotel Sultan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Kegiatan ini mengusung tema “Trans-In-Motion: Growing Beyond Boundaries” yang menitikberatkan pada transformasi transmigrasi sebagai proses yang dinamis dan adaptif.
Tema ini menyoroti berbagai aspek untuk mewujudkan perubahan, mulai dari kebijakan yang responsif, kolaborasi lintas sektor, hingga pemberdayaan ekonomi.
Rangkaian TUF menjadi wadah inspiratif yang dirancang untuk merumuskan berbagai agenda strategis yang diharapkan mampu memberikan dampak konkret bagi kemajuan transmigrasi.
“Mari kita dorong TUF 2025 agar berkembang menjadi forum berskala kementerian yang menghadirkan tema beragam sehingga dapat berkontribusi besar terhadap perkembangan dunia transmigrasi di Indonesia,” ujar Velix Fernando Wanggai, selaku Direktur Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi Kementerian Transmigrasi dalam keterangan tertulisnya, Rabu.
Dorongan untuk bertransformasi tentunya tak lepas dari berbagai tantangan yang masih dihadapi dalam dunia transmigrasi. Drs. Nirwan Ahmad Helmi, M.M selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi, menyampaikan beberapa hambatan yang kerap dihadapi, antara lain keterbatasan SDM unggul di kawasan transmigrasi serta buruknya citra program di kalangan masyarakat.
“Melihat kondisi tersebut, transformasi transmigrasi menjadi langkah penting untuk penyelenggaraan program yang lebih adaptif, berdaya saing, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Langkah ini menjadi pijakan strategis yang dapat mengubah citra transmigrasi sekaligus mendorong perkembangannya di seluruh penjuru negeri. Untuk itu, diperlukan berbagai penyesuaian dalam mendukung terwujudnya transformasi tersebut,” jelas Nirwan.
Penyesuaian pertama adalah reformasi kebijakan yang menjadi landasan dalam program transmigrasi. Pesan ini selaras dengan apa yang telah disampaikan oleh Velix Fernando Wanggai, pada sesi sambutan sebelumnya.
Velix menegaskan bahwa sangat penting untuk melakukan penyesuaian kebijakan transmigrasi yang adaptif dengan implementasi di lapangan. Langkah tersebut ditempuh guna mencapai pengelolaan arah kebijakan yang sesuai dengan transformasi transmigrasi.
Langkah selanjutnya yang ditekankan dalam TUF 2025 untuk mewujudkan transformasi transmigrasi adalah kolaborasi lintas sektor. Bentuk kolaborasi ini digambarkan dengan kehadiran narasumber dari berbagai latar belakang yang berbeda.
Hal ini searah dengan paparan yang disampaikan oleh Muhammad Qufal Umaternate, Direktur Pengembangan Kelembagaan Ekonomi Transmigrasi, dalam Sesi In-Motion Talk, yakni “dibutuhkan dukungan dari seluruh pihak agar dampak transformasi transmigrasi dapat dirasakan secara menyeluruh”.
Transformasi transmigrasi tidak hanya membutuhkan kolaborasi lintas sektor, tetapi juga penguatan ekonomi di kawasan transmigrasi melalui optimalisasi potensi lokal. Dalam Sesi Beyond Spotlight, Moch Charis, S.T. selaku Manajer Produksi Koperasi Baitul Qiradh Baburrayan, membahas lengkap tiga kunci utama dalam mencapai ekonomi transmigrasi berdaya saing global, yakni inklusi, ekspor, dan inovasi.
Salah satu upaya nyata yang Charis lakukan adalah menciptakan inovasi racikan lendir buah kopi arabika di wilayahnya. Produk tersebut, kini telah menembus pasar internasional.
Keberhasilan pengembangan ekonomi lokal dan inovasi di kawasan transmigrasi menjadi cerminan nyata tujuan TUF 2025.
Forum ini membuka ruang bagi para pemangku kebijakan untuk memperkuat sinergi serta mendorong terwujudnya transformasi transmigrasi yang lebih progresif dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Ke depannya, Kementerian Transmigrasi bersama berbagai instansi berkomitmen untuk menindaklanjuti hasil forum dengan menempatkan transmigrasi sebagai kekuatan pendorong pemerataan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan di Indonesia.
Kegiatan TUF 2025 dihadiri oleh jajaran tamu kehormatan dari berbagai lembaga, di antaranya Dr. Ir. Andi Wijaya, S.T., M.M., M.A.P, Muhammad Burhanudin Borut, S.STP., M.P.P, Lely Hiswendari, S.Kom., M.M.Si., Dra. Dewi Mulyani, M.P dan Prof. Dr. Ir. Dwi Rachmina, M.Si.
Acara ini juga semakin semarak dengan hadirnya para narasumber, di antaranya Prof. Dr. Ir. Harianto, M.S.; Siti Rohaya, S.Sos.; dan Moch Charis, S.T. untuk Sesi Beyond Spotlight, serta Muhammad Qufal Umaternate, S.STP., M.Si.; Prof. Dr. Teguh Kurniawan, M.Sc.; Dr. Cecep Ijang Wahyudin; dan Hendrik Kuswoyo, S.H. untuk Sesi In-Motion Talk yang dimoderatori oleh Anisa Fauziah, news anchor TV Nasional.
Editor :
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025